KEL.BESAR ABU ALIFA

KEL.BESAR ABU ALIFA

Jumat, 09 Mei 2014

ISRA MI'RAJ ANTARA RUH DAN JASAD


Tanya : Bismillah… pak ustadz Abu Alifa, apakah benar Nabi saw Isra’ Mi’raj naik kendaraan “Buraq”. Kemudian apakah Nabi saw Isra’ Mi’raj itu ruhnya saja (dalam mimpi) atau ruh dan jasad beliau yang pergi itu! Wassalam NTA

Jawab : Bismillah … Meyakini terjadinya peristiwa Isra’ dan Mi’raj merupakan bagian dari keimanan kita kepada Rasulullah saw. Bentuk keimanan pada dasarnya terletak pada sesuatu diluar nalar manusia melalui wahyu yang disampaikan oleh para Rasul-Nya. Bentuk keimanan seseorang belum memadai manakala sebagian yang diberitakan dan diajarkan didustainya.

Dalam shahihain (Bukhary dan Muslim) dalam melakukan Isra’ Mi’raj, Nabi disertai oleh para malaikat yang dipimpin oleh Malaikat Jibril as, dengan kendaraan buraq termasuk hewan ghaib yang menyerupai kuda hanya lebih kecil, namun lebih besar dari keledai.  Dalam mi’raj-nya Nabi saw ditemani Jibril menempuh beberapa (tingkatan) langit. Dan pada tingkatan langit itu Nabi berjumpa dengan beberapa Nabi, diantaranya Nabi Adam, Nabi Yahya dan Isa, Nabi Yusuf, Nabi Idris, Nabi Harun, Nabi Musa dan Nabi Ibrahim ‘alaihimus-salam.

Mengenai ruh dan jasad Nabi saw pada saat Isra dan Mi’raj, memang ada perbedaan.  

Pertama, bahwa Isra’  Mi’raj-nya Nabi hanya berupa Ruh saja. Hal ini didasarkan keterangan (riwayat) yang disandarkan kepada Siti Aisyah ra  yang berkata :

…Jasad Rasulullah tidak pernah hilang, akan tetapi Allah meng-isra’kannya dengan ruh“.


Disamping riwayat diatas ada beberapa riwayat yang mengatakan bahwa Isra Mi’raj Nabi saw adalah mimpi yang benar.

Keterangan mengenai Nabi saw Isra’ Mi’raj hanya dalam bentuk ruh dan mimpi tercatat dalam kitab-kitab Sirah Nabawiyah seperti karya Ibn Hisyam, Ibn Ishaq dan Ibn Katsir.

Kedua, Isra’ dan Mi’raj Nabi saw terjadi pada ruh dan jasad. Hal ini didasarkan pada firman Allah swt (QS.Al-Isra ayat 1) yang dalam ayat tersebut menggunakan kalimat “‘abdun” (hamba) yang  tentu mencakup ruh dan jasad. Disamping itu dipergunakannya kendaraan yang dipakai Nabi, inipun membuktikan bahwa ruh dan jasad Nabi yang pergi. Jika hanya mimpi atau ruhnya saja, maka bentuk kemu’jizatan tidak terlihat, sebab mimpi adalah hal yg biasa.

Adapun mengenai riwayat diatas, para ulama tafsir maupun ulama hadits menolak, sebab riwayat tersebut tidak shahih. Dengan demikian sebagai sebuah mu’jizat dan diperlukan keimanan untuk mempercai peristiwa itu, maka Isra dan Mi’raj Nabi terjadi secara ruh dan jasad dan dalam keadaan terjaga bukan mimpi. Allohu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar