KEL.BESAR ABU ALIFA

KEL.BESAR ABU ALIFA

Rabu, 21 Mei 2014

MENGENAL SYI'AH ; SEJARAH, AJARAN, KEYAKINAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA (Bag-1)


Oleh : Abu Alifa Shihab

PENDAHULUAN

Dalam sejarah tercatat bahwa Persia kuno terdapat sebuah imperium besar, yaitu imperium Persia Raya. Salah satu kota terbesarnya adalah Mada’in. Wilayah Persia sekarang disebut Iran. Ada beberapaciri khusus imperium Persia.  

Pertama, sejarahnya dipenuhi oleh peristiwa kudeta dan perang saudara, sering terjadiperang dan revolusi perebutan kekuasaan antar putra mahkota.

Kedua, kepercayaan dan ritual keagamaan banyak dipengaruhi oleh Yahudi, Kristen dan Budha. Sehingga sebagian ulama mengatakan bahwa sesungguhnya Syi’ah adalah bibit yang berasal dari Kristen, yang ditanam oleh Yahudidiladang Majusi.

Ketiga, penokohan dan pengkultusan yang kuat dan berlebihan terhadap pemimpin, bagi rakyat Persia. Sehingga pengkultusan Syi’ah terhadap ahlul-bait adalah warisan aqidah
Majusi.

Selain itu,aliran keagamaan berkembang sangat pesat di Persia, seperti Majusi. Sedangkan agama Majusi memiliki dua sifat khas. (Yaitu) Pertama, bergerak secarasirriyah, yaitu sembunyi (dalam Syi’ah dikenal taqiyyah nanti dibahas dalam sesi beikutnya tentang penyimpangan Aqidah Syi’ah).Kedua, meyakini mut’ah sebagai ritual suci, pembersih dosa. Oleh karena ituSyaikh Dr. Abdullah Al-Gharib berkesimpulan, bahwa aqidah dan siasat politikyang diperankan oleh Syi’ah sekarang (seperti Iran), merupakan warisan danpengembangan dari ajaran majusi kuno (waja’adauru al-majus, hal.48)

Sebenarnya awal pergesekan antara umat Islam dengan imperium Persia telah ada sejak eraNabi Muhammad saw, ketika beliau mengirim surat melalui shahabat Abdullah bin Hudzaifah ke Kisra bin Hurmudz, yangmenjadi raja Persia saat itu. Waktu itu sang raja merobek-robek surat yangditerimanya dihadapan shahabat yang mengirimnya.

Kemudian gesekan kedua umat Islam denganPersia terjadi pada masa khalifah Umar ibn Khathab, saat Persia dipimpin olehraja Yazdajrid. Dua panglima Persia, Rustum dan Hurmudzan terkenal sebagaipanglima andalan raja. Tetapi umat Islam yang waktu itu dipimpin oleh Sa’adbiin Abi Waqash berhasil menaklukan Persia dilembah Qadisiyah. Rustum, panglimayang terkenal gagah itu tewas dilembah ini. Sedangkan Hurmudzan sempatmelarikan diri, namun ia tertangkap oleh pasukan muslimin. Ia pura-pura masuk Islam. Kelak, dialah otak dan dalang pembunuhan terhadap khalifah Umar ibnKhathab.


MUNCULNYA KELOMPOK SYI’AH 

Sebagian ahliberpendapat, bahwa awal munculnya Syi’ah ada yang mengaitkan diakhir masapemerintahan khalifah Ustman bin Affan atau awal masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Tetapi yang paling mashur Syi’ah muncul dan lahir pasca gagalnya perundingan antara pihak pasukan Ali bin Abi Thalib dengan pihak Mu’awiyah bin Abi Sufyan di Siffin yang lebih popular dengan peristiwa At-Tahkim(arbitrasi). Akibat perundingan itu, sejumlah pasukan Ali menentang bahkankeluar memisahkan diri. Mereka lebih terkenal dengan sebutan khawarij (orang-orang yang keluar daribarisan Ali). Sebagian besar tetap mendukung dan setia kepada khalifah sebagai Syi’ah Ali (pengikut/pendukung Ali).

Pada awal munculnya, tasyayu’ (dukungan) kepada Ali hanyalah merupakan gerakan politik. Penggunaan term Syi’ah dimasa Khalifah Ali raberkonotasi setia dan membela, tidak ada akidah khusus sebagaimana pada Syiahsaat ini.

Pasca peristiwa tahkim atau arbitrase antara Alidan Mu’awiyah, posisi Khalifah Ali semakin lemah dan sempit, terutama sekali sesudah penumpasan pasukan Ali terhadap kaum Khawarij di Nahrawan, telahmendorong mereka untuk membentuk pasukan berani mati yang terdiri dari :Abdurrahman bin Muljam untuk membunuh Ali di Kuffah, Hajaj bin Abdillahas-Sarimi untuk membunuh Muawiyah di Damaskus, dan Zadawih untuk membunuh Amrbin Ash di Mesir. Akan tetapi dua petugas yang disebut terakhir gagal mencapaimaksudnya, dengan demikian posisi Muawiyah semakin kuat.

Kelahiran Syiah sebagai suatu aliran keagamaan yang bersipat pilitis secara utuh, dilihatdari aspek ajaran atau doktrin politiknya, yakni tentang legitimasike-khalifahan ada pada keturunan Ali dengan Fathimah, putri Rasulullah saw.bermula sejak munculnya tuntutan penduduk Kuffah pendukung Ali, agar masalahke-khalifahan dikembalikan kepada Ahlul-Bait. Yangdimaksud dengan Ahlul-Bait  oleh Syiah hanya dibatasi kepadaAli, Fathimah, Hasan, Husein dan keturunan Husein. Mereka tidak menganggap paraistri Nabi saw, putra-putra Ali selain Hasan dan Husein, saudara-saudaraperempuan Fathimah seperti Ruqayah, Ummu Kultsum dan Zainab, begitu pulaketurunan Hasan bin Ali sebagai Ahlul-Bait.  Dengan demikianlahirnya Syiah pada dasarnya bersamaan waktunya dengan pengangkatan Hasan binAli bin Abi Thalib sebagai Imam kaum Syiah. Pada masa ini posisi kaum Syiahsemakin goyah karena derasnya fitnah, perselisihan dan perpecahan dikalanganmereka yang sengaja ditanamkan oleh golongan Syabaiyyah pengikut Abdullah binSaba. Lemahnya kepemimpinan Hasan bin Ali menjadi factor yang mempersulit kaumSyiah. Usaha Hasan menumpas Syabaiyyah dan menentang pemerintahan Muawiyah,membuat banyak pendukung meninggalkannya dan berpaling kepada Muawiyah,sebagian bergabung dengan Syabaiyyah dan Khawarij. Akhirnya Hasan bin Alimemilih jalan damai dengan mengundurkan diri dari jabatan sebagai khalifah padatahun 41H/661M. Sesudah Hasan bin Ali wafat diangkatlah saudaranya (yakni)Husein bi Ali sebagai Imam. Putera Ali kedua ini tampak memiliki semangat dandaya juang seperti bapaknya, namun saying ia harus tewas diujung pedang tentaraYazid bin Muawiyah di padang Karbala secara memilukan pada tanggal 1 Oktober680 M.

Perubahan corak Syiah dari politik murni menjadi gerakan keagamaan antara laindipengaruhi oleh kedengkian Yahudi dan Majusi (Persia) terhadap Islam. KarenaIslam-lah yang telah menghancurkan dan mencabut akar-akar Yahudi dari jazirahArab, negeri yang dianggap sangat penting bagi Yahudi, mereka telah lamamenetap di Madinah dan Syan’a (Yaman) dan sebagian ujung-ujung jazirah Arab.Adapun Persia, mereka adalah bangsa kaya dan pernah berkuasa atas bangsa-bangsalain termasuk bangsa Arab. Persia yang besar kerajaannya, kewibawannya tidakruntuh ditangan bangsa Romawi ataupun Mongol, tapi justru jatuh ditangan kaummuslimin yang berjumlah relative kecil dimasa kehkalifahan Umar Ibn al-Khathabra.

Keinginan mengobarkan dendam lama nampak dari ucapan Imam Khomaeni : “…Sesungguhnya aku mengatakan dengan keberanian bahwa bangsa Iran (dulu Persia) dengan jumlahjutaan pada saat ini lebih utama dari pada bangsa Hijaz dimasa Rasulullah saw dan dari bangsa Kufah, Irak pada masa Amirul Mukminin Al-Husein bin Ali (Al-WashiyahAl-Ilahiyah hal.16).

Seorang orientalis Inggris Dr.Brown yang cukup lama tinggal di Iran untuk studi kesejarahan dalamTarikh Adabiyat Iran jilid 1 hal 217 mengatakan: “… Diantara factor terpenting yang menyebabkan permusuhan pendudukIran terhadap khalifah Ar-Rasyid kedua, Umar adalah karena dialah yang telahmenaklukan Negara-negara non-Arab dan telah meruntuhkan kekuatan mereka. Hanyasaja permusuhan mereka dibungkus dengan baju agama dan madzhab”. Dibagian lain dia menjelaskan bahwa kebencian mereka kepada Umar bukan karenamerampas hak-hak Ali dan Fathimah, melainkan karena dialah yang telah menaklukan Iran dan menumbangkan dinasti Sasaniyah. Kemudian diamenukil sebuah Syair lagu Persia : “Umar telah mematahkan punggung-punggung singa yang ganas dikandangnya dan telah mencabut keluarga Jamsyid (raja terbesar dari Persia), bukanlah pertentangan itu karena iamerampas hak Ali, tetapi dendam lama ketika ia menaklukan Persia. (ibid,jilid 4 hal 49)

Setelah bertemunya kepentingan Sabaiyyah dan Majusiyah, mereka menggunakan maker dengan mengeksploitasi terbunuhnya Ali bin Abi Thalib ra dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, kemudian membubuinya dengan fatwa-fatwa yang dinisbatkan kepada Ali binAbi Thalib dan keluarganya untuk kemudian membawa agama baru yang berdirisendiri. Memiliki akidah dan syariah yang berbeda atau berpisah dari Islam,yang dibawa oleh As-Shadiq Al-Amin Muhammad saw. Maka dengan demikian tasyayu’ (dukungan)dibangun dan berdiri diatas ucapan-ucapan dan perbuatan para Imam. Jikaditentang dengan ucapan atau perbuatan Imam itu sendiri yang dimuat dalam kitabmereka, dengan ringan mereka menjawab “Itu kan Taqiyyah”. Jikaditentang dengan Al-Quran, mereka menjawab “Al-Quran yang ada telahdiubah dan diganti”. Jika dibantah dengan Sunnah yang shahih, merekadengan mencibir berkata “Itu riwayat dari orang-orang yang murtad”.

Syi’ah pada era kehkalifahan Ali lebih kepada pembelaan dan dukungan dalam aspek siyasah (politik), tetapi setelah Abdullah bin Saba seorang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam, Syi’ah menjadi sebuah keyakinan.  Abdullah bin Saba’  (Ibn Sauda) adalah seorang Yahudi berasal dari Shan’a, Yaman yang datang ke Madinah kemudian berpura-pura setia kepada Islam pada masa Khilafah Utsman bin Affan Bahkan sebagian memandang diayang sesungguhnya mempelopori kudeta berdarah dan melakukan pembunuhan kepadakhalifah Utsman bin Affan, yang kemudian mengkultuskan Ali bin Abi Thalib.

Al-Qummy (seorang Syi’i) mengaku dan menetapkan akan adanya Abdullah bin Saba ini, dan menganggapnya orang yang pertama kali menobatkan keimaman Ali bin AbiThalib, serta akan munculnya kembali (sebelum qiamat), disamping ia jugatermasuk orang yang pertama mencela Abu Bakar, Umar, Ustman dan para shahabatlainnya. Hal ini sesuai dengan pandangan Ash-Shahrastany yang menyebutkan bahwaAbdullah bin Saba meupakan orang yang pertama kali memunculkan pernyataankeimaman Ali dengan adanya wasiat. Beliau juga menyebutkan tentang Saba’iyyah (pengikut Ibnu Saba) bahwa iaadalah sekte pertama yang menyatakan tentang hilangnya imam mereka yang keduabelas dan nanti akan muncul kembali.

Dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang ke-imaman Ali bin Abi Thalib dan kekhalifahannya dengan adanya wasiat langsung dari Nabi saw adalah peninggalanyang diwaristkan oleh Ibnu Saba. Setelah itu Syi’ah berkembang biak menjadibeberapa sekte, dengan berbagai macam ideology yang banyak sekali.

Jelaslah bahwa Syi’ah membuat ideologi-ideologi baru seperti adanya wasiat kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, dan munculnya kembali imam mereka yang ke-12 dikemudianhari. Hilangnya imam dan penuhanan terhadap para imam mereka adalah bukti pengekoran kepada Abdullah bin Saba seorang Yahudi.

Diantara isu-isu (baca : doktrin) yang disebarkan oleh Abdullah bin Saba’ padasaat itu antara lain:

1.       BahwaAli bin Abi Thalib R.A telah menerima wasiat sebagai pengganti Rasulullah saw.(An Naubakhti , firaq As Syi’ah, hal. 44)
2.       BahwaAbu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan R.A. adalah orang-orangzhalim, karena telah merampas hak khilafah Ali R.A. setelah wafatnya Rasulullahsaw Umat Islam saat itu yang membai’at ketiga khilafah tersebut dinyatakankafir. (An Naubakhti, op cit, hal.44)
3.       BahwaAli bin Abi Thalib adalah pencipta semua mahluk dan pemberi rezeki. (IbnuBadran, Tahdzib al Tarikh al Dimasyq, Juz VII, hal. 430)
4.       BahwaNabi Muhammad saw akan kembali lagi ke dunia sebelum hari kiamat, sebagaimanakepercayaan akan kembalinya Nabi Isa A.S. (Ibnu Badran, op cit, juz VIII, hal.428)
5.       BahwaAli R.A. tidak mati, melainkan tetap hidup di angkasa. Petir adalah suaranyaketika marah dan kilat adalah cemetinya. (Abd. Al Thahir Ibnu Muhammad AlBaghdadi, Al Firaq Baina Al Firaq, hal. 234)
6.       Bahwaruh Al Quds berinkarnasi ke dalam diri para Imam Syi’ah . (Al Bad’u wa AlTarikh, juz V, hal. 129, th 1996). [lipi Makassar]


Bersambung ....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar