Menurut Murtadha Muthahari (ulama Syi’ah) bahwa “Ali bin Abi Thalib adalah shahabat Nabi seperti Abu Bakar, Umar bin Khathab, Usmanbin Affan dan yang lainnya. Tetapi Ali lebih berhak, lebih terdidik, lebih shaleh dan lebih berkemampuan ketimbang para shahabat lainnya, dan bahwa Nabisudah merencanakannya sebagai pengganti beliau. Kaum Syi’ah meyakini Ali dan keturunannya sebagai imam yang berhak atas kepemimpinan politis dan otoritas keagamaan”. Dengan demikian mereka meyakini bahwa yang berhak atas otoritas spiritual dan politis dalam komunitas Islam pasca Nabi saw adalah Ali dan keturunannya.
An-Nubakhti merinci perpecahan dikalangan Syi’ah.
A. Setelah Ali wafat, Syiah terpecahmenjadi 3 kelompok :
1. Kelompok yang
berpendapat Ali tidak mati terbunuh, dan tidak akan mati sehingga
iaberhasil memenuhi bumi dengan keadilan. Inilah kelompok Ghuluw (ekstrem)pertama. Kelompok ini disebut Syiah Sabaiyyah pimpinanAbdullah bin Saba.
2. Kelompok yang
berpendapat bahwa Ali memang wafat dan imam sesudahnya adalah
putranya,Muhammad Al-Hanafiyah, sebab dia (bukan Hasan atau Husein) yang
dipercayamembawa panji ayahnya Ali dalam peperangan di Basrah. Kelompok
inidisebut Al-Kaisaniyyah. Mereka mengkafirkan siapapun yangmelangkahi Ali dalam Imamah, juga mengkafirkan Ahlus-Shiffin,Ahlul-Jamal. Tokoh kelompok ini Al-Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi, iamengaku bahwa Jibril pernah menurunkan wahyu kepadanya.
3.
Kelompokketiga berkeyakinan bahwa Ali memang wafat, dan imam sesudahnya
adalahputeranya, Al-Hasan. Ketika kemudian Al-Hasan menyerahkan
khilafah kepadaMuawiyah bin Abi Sufyan, mereka memindahkan imamah kepada
Al-Husein. Sebagianmereka mencela Al-Hasan, bahkan Al-Jarrah bin Sinan
al-Anshari pernahmenuduhnya sebagai musyrik dan membacok pahanya dengan
pedang. Tetapi sebagianSyiah berpendapat bahwa sesudah wafat Al-Hasan,
yang berhak jadi imam adalahAl-Hasan bin Al-Hasan yang bergelar
Ar-Ridha.
B. Sesudah syahidnya Al-Husein ra
dalamperistiwa Karbala, dimana beliau diundang oleh penduduk Kufah yang
mengakudiri sebagai Syiahnya dan mereka mengaku mempunyai belasan ribu
orang yang siapmembela Husein. Tapi ternyata ketika Husein dikepung oleh
pasukan Ubaidillah biZiyad di Karbala tak satupun orang yang tadinya
mengundang beliau tampilmembelanya, tapi justru cuci tangan, sehingga
menyebabkan syahidnya ImamHusein. Seperti dikisahkan sejarawan Syiah,
al-Mas’udi, Husein sebelum syahidbahkan sempat berdo’a : Ya Allah
turunkanlah keputusan-Muatas kami dan atas orang-orang yang telah
mengundang kami, dengan dalih merekaakan mendukung kami, tapi kini
ternyata mereka membunuhi kami. (Tarikhal-Mas’udi 2 : 71). Adapun
yang ikut syahid bersama Al-Husein dalam peristiwaini : Putera-putera
Ali bin Abi Thalib yang bernama Abu Bakar, Utsman danAbbas; Putera
Al-Hasan bin Ali yakni Abu Bakar; dan putera Al-Husein bin Aliyakni Ali
Al-Akbar bin Husein. Sehingga ketika jenazah Husein besertakeluarganya
yang masih hidup dibawa ke Kufah dan ditangisi oleh penduduk Kufah,Ali
Al-Asghar bin Husein Zainal Abidin berkomentar : Mereka menangisikami, padahal mereka sendiri yang telah membunuhi kami. (Tarikh al-Ya’qubi2 : 245; Al-Ihtijaj 2 : 291)
Pada periode sesudah wafatnya Al-Husein, Syiah terpecahlagi emnjadi beberapa golongan :
1. Kelompok-kelompokyang
mengakui bahwa sesudah wafatnya Husein, imamah berlanjut ke putera
Aliyang lain, yaitu Muhammad Al-Hanafiyah. Mereka-pun terpecah, ada
yangberkeyakinan bahwa Muhammad Al-Hanafiyah yang disebut oleh mereka
sebagaiAl-Mahdi tidak pernah meninggal. Sebagian menyatakan meninggal
dan pelanjutnyaadalah puteranya Abu Hasyim, kelompok ini disebut Al-Hasyimiyah.Setelah
itu mereka pecah lagi, ada yang berkeyakinan bahwa Abu Hasyim
berwasiatkepada Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul
Muthalib untuk menjadiimam. Kelompok ini disebut Syiah Ar-Rawandiyah.
2. Kelompokyang mengakui bahwa sesudah wafatnya Husein, Imamah dilanjutkan
oleh puteranyayang masih hidup, Ali al-Ashgar Zainal Abidin, dari
ibunya bernama Jihansyah,puteri kaisar Persia Yazdajird bin Syahriyar.
3. Kelompokyang meyakini bahwa setelah syahidnya Husein, Imamah telah
selesai/terputus.Sebab menurut mereka yang disebut namanya oleh
Rasulullah saw sebagaiAhlul-Bait beliau hanyalah tiga orang saja, yaitu
Ali, Hasan dan Husein.
4. Kelompokyang berkeyakinan
bahwa sesudah wafatnya Husein, Imamah hanya bisa dilanjutkanoleh
keturunan Hasan dan Husein. Siapapun diantara mereka yang
mengklaimsebagai imam, maka mereka adalah imam yang wajib ditaati.
Barangsiapa yanglalai melakukannya, maka ia kafir. Kelompok ini disebut As-Sarhubiyah.
C.Sesudah wafatnya Ali Zainal Abidin, muncul kelompok Syiah antara lain :
1. Az-Zaidiyah,pengikut
Zaid bin Ali bin Husein yang meyakini bahwa sekalipun Ali bin AbiThalib
lebih utama dari Abu Bakar dan Umar, tetapi khilafah keduanya
sah.Mereka juga berkeyakinan bahwa imamah dapat diraih oleh siapapun
dari keturunanNabi Muhammad saw apabila mereka memenuhi persyaratan dan
bisamemperjuangkannya. Sepeninggal Zaid, kelompok ini dipimpin
olehputera-puteranya : Yahya dan Isa.
2. Kelompokyang meyakini bahwa imamah sesudah Ali Zainal Abidin adalah puteranya, MuhammadAl-Baqir.
D.Sesudah wafatnya Muhammad Al-Baqir, Syiah pecah lagi menjadi 3 kelompok:
1. Kelompokyang mengakui imamahnya Muhammad bin Al-Hasan bin Husein bin Ali bin Abi Thalibsebagai Al-Qaim dan Al-Mahdi.
2. Kelompokyang mengakui bahwa imamah sesudah wafatnya Muhammmad Al-Baqir adalah puteranyaJa’far Ash-Shadiq.
3. Al-Mughiriyah,pengikut Al-Mughirah bin Said. Yang mengklaim mendapat
wasiat dari ImamAl-Baqir untuk jadi imam sampai munculnya Al-Qaim.
E.Sesudah wafatnya Ja’far Ash-Shadiq, Syiah pecah lagi menjadi 6 kelompok :
1. Kelompokyang meyakini Imam Ja’far sebagai Al-Mahdi, disebut An-Nawusiyah.
2. Kelomp[okyang
meyakini bahwa imamah sesudah Ja’far adalah puteranya yang bernama
Ismail.Mereka juga meyakini Ismail tidak mati sehingga berhasil memimpin
umat, dialahsang Al-Qaim. Kelompok ini disebut Ismailiyah.
3. Kelompokyang
meyakini bahwa imamah sesudah Ja’far adalah Muhammad bin Ismail
binJa’far, cucu Ja’far. Menurut mereka wafatnya Ismail pada masa hidup
sang ayah ,Ja’far, menunjukkan bahwa imam sesudah Ja’far adalah putera
Islamil, Muhammad.Menurut mereka sesudah periode Hasan dan Husein,
imamah tidak lagi berputardari kakak ke adik, tapi dari ayah ke anak.
Karenanya imamah sesudah Ja’fartidak berpindah dari Ismail kepada
saudaranya Abdullah dan Musa, melainkankepada putera Ismail yakni
Muhammad. Kelompok ini disebut Al-Mubarakiyah.Termasuk dalam al-Ismailiyah, pengikut Abil Khattab yang popular disebut Al-Khattabiyah atau As-Sab’iyah karenameyakini bahwa jumlah imam hanya tujuh saja. Kelompok ini dikenal juga dengansebutan Al-Qaramithah.
4. Kelompokyang
mengakui bahwa imamah sesudah Ja’far adalah puteranya Muhammad bin
Ja’far,kemudian anak keturunannya. Kelompok ini disebut As-Sumaithiyah dipimpinoleh Yahya bin Abi as-Sumaith.
5. Kelompokyang
meyakni bahwa imamah sesudah Ja’far adalah puteranya yang bernama
Abdullahal-Afthah. Mereka berhujah dengan hadits yang disampaikan Ja’far
bahwa imamahitu adanya pada anak tertua imam. Abdullah adalah putera
tertua Ja’far dantelah memproklamirkan diri sebagai imam. Kelompok ini
disebut Al-Afthiyah.
6. Kelompokyang
mengakui bahwa sesudah wafatnya Ja’far dan putera tertuanya yang lain
Musaal-Kazhim, dan kemudian kepada nak keturunannya.
F.
Sesudah wafatnya Musa Al-Kazhim, Syiahterpecah lagi dalam beberapa
kelompok, diantaranya yang meyakini bahwa imamahsesudah Musa Al-Kazhim
adalah puteranya Ali Ar-Ridha. Mereka juga meyakinibahwa imamah berhenti
sampai sini. Kelompok ini disebut Al-Wakifah.
G. Sesudah
wafatnya Ali Ar-Ridha, Syiahterpecah lagi dalam berbagai kelompok,
diantaranya adalah yang meyakini bahwasesudah Ali Ar-Ridha imamah
berpindah ke puteranya, Muhammad bin Ali, yang baruberusia 7 tahun,
sehingga menimbulkan perpecahan diantara pengikutnya. Setelahwafat
Muhammad bin Ali, imamah dilanjutkan oleh Al-Hasan bin Ali Al-Askari.
H.
Sesudah wafatnya Al-Hasan bin AliAl-Askari, Syiah terpecah-pecah lagi
menjadi 14 kelompok. Diantaranya ada yangberpendapat bahwa Al-Hasan
tidak wafat, sebab ia tidak boleh mati, karena iabelum punya anak yang
tampil sebagai pengganti, bumi ini tidak boleh kosongdari imamah.
Beliaulah Al-Qaim, beliau kini sedang ghaib. Ada juga yangberkeyakinan
bahwa Al-Hasan memang wafat, tapi ia mempunyai satu-satunya
puterabernama Muhammad yang ketika ayahnya wafat ia berusia 5 tahun. Ia
disembunyikanoleh ayahnya karena ia takut akan Ja’far saudara Hasan,
juga terhadapmusuh-musuhnya. Dialah Al-Qaim dan Mahdi Al-Muntazar. Namun
terjadi padanyaAl-Ghaibah Sugra dan Al-Ghaibah Kubra. Inilah keyakinan Syiah Itsna“Asyariyah.
Dr.Musa Al-Musawi salah seorang tokoh Syiah dalambukunya Asy-Syiah wat Tashih, Ash-Shira Baina As-Syiah wat-Tasyayu’ menyebutkanbahwa sekalipun Imam Ali meyakini keutamaannya, beliau justru menegaskan keabsahanbai’at yang beliau berikan terhadap para khalifah (Abu Bakar, Umar dan Utsman)serta pujian beliau terhadap mereka sebagaimana dilakukan umat Islam lainnya.Menurut Al-Musawi Imam Ali bahkan berpendapat tidak adanya teks penunjukan atasdirinya yang dating dari langit. Shahabat-shabat yang hidup semasadengannya-pun berkeyakinan serupa. Mereka juga berkeyakinan tidak ada yang“mencuri” khilafah dari dirinya. Itu antara lain terbukti dari ungkapan imamAli yang termaktub dalam Nahjul Balaghah yang menegaskanungkapan Ali : “Sesungguhnya saya telah dibai’at oleh kelompok yang dahulumembai’at Abu Bakar, Umar, Utsman dengan materi bai’at yang sama pula,sesungguhnya syura itu ada pada al-Muhajirin dan al-Anshar. Apabila merekabersepakat terhadap seseorang yang kemudian mereka angkat sebagai imam, mkayang demikian itukah yang diridhai Allah. Apabila sesudah itu ada yang tidakpuas dengan memunculkan fitnah atau bid’ah, mereka mengajak kepada prinsipawal, tapi bila ia enggan maka mereka akan memeranginya, karena ia telahmengikuti jalan yang bukan jalannya kaum beriman”.
Dalam sejarah dan perkembangan selanjutnya, aliran Syi’ah terpecah terutama dalam penentuan imamiah. Setidaknya dalam sejarah perkembangan Syi’ah, ada tiga sekte terbesar, yaitu.
A. Syi’ah Dua Belas Imam atau Sekte Itsna ‘Asyariah
Di sebut Dua Belas Imam, karena mereka meyakini bahwa yang berhak memimpin kaum muslimin hanyalah paraImam dari ahul-bait, dan mereka juga meyakini adanya 12 Imam. Dari sekianbanyak sekte dalam Syiah, sekte inilah yang paling luas pengaruhnya dan palingbanyak pengikutnya. Mayoritas mereka tinggal di Iran dan Irak. Sekte ini munculpada abad ke-3 H, akan tetapi ada juga yang menyatakan bahwa sekte ini barumuncul sesudah wafatnya imam ke-11 Hasan al-Askari dan ghaibnya imam yang ke-12Muhammad Al-Mahdi Al-Muntazar tahun 260 H. Imam menurut sekte ini adalah :
1. Alibin Abi Thalib (600-661), dikenal dengan AmirulMukminin.
2. Hasanbin Ali (625-669) dikenal Hasanal-Mujtaba
3. Husainbin Ali (626-680) dikenal HusainAsy-Syahid
4. Alibin Husain (658-713) dikenal Ali ZainalAbidin
5. Muhammadbin Ali (676-743) dikenal Muhammadal-Baqir
6. Ja’far bin Muhammad (703-765) dikenal Ja’far Ash-Shadiq
7. Musa bin Ja’far (745-799) dikenal Musa al-Kadzim
8. Alibin Musa (765-818) dikenal Ali Ar-Ridha
9. Muhammadbin Ali (810-835) dikenal Muhammadal-Jawad atau Muhammad at-Taqi
10. Alibin Muhammad (827-868) dikenal dengan Alial-Hadi
11. Hasanbin Ali (846-874) dikenal Hasan al-Askari
12. Muhammadbin Hasan (868- ) dikenal Muhammad al-Mahdi
Menurutkeyakinan
sekte ini bahwa Imam yang ke-12 yang mereka sebut Al-Qoim
atauAl-Muntazar akan muncul dan sedang ditunggu-tungu. Dan pada saat
kemunculannya,menurut sekte ini yang akan dilakukan oleh imam ke-12
adalah :
1). Menghunuspedang dan membunuhi orang Arab
Al-Majlisimeriwayatkan
bahwa Al-Muntazar akan berjalan ditengah orang Arab sepertidisebutkan
dalam Al-Jufri Al-Ahmar, yaitu membunuhi mereka. (bihar
Al-Anwar,52/318). Tidak ada yang tersisa dengan orang Arab selain pembantaian. (BiharAl-Anwar 52/349) . Hati-hatilah
terhadap orang Arab, karena mereka memilikikabar buruk, maka
sesungguhnya tidak akan keluar seorangpun dari mereka bersamaAl-Qaim (Bihar Al-Anwar, 52/333)
2). MenghancurkanMasjidil Haram dan Masjid Nabawi
Al-Majlisimeriwayatkan : Sesungguhnya Al-Qaim akan merobohkan Masjidil Haram danMasjid nabawi sehingga rata dengan pondasinya.
(Bihar al-Anwar 52/338).Al-Faidh al-Kasyani meriwayatkan : Wahai para
penduduk Kufah, Allah azza wajalla telah menghadiahkan kepada kamu
sekalian keutamaan yang tidak dihadiahkankepada seorangpun. Tempat
shalat kamu adalah rumah Adam, rumah Nuh dan rumahIdris serta tempat
shalatnya Nabi Ibrahim. Tidak akan pergi hari-hari sehinggahajar Aswad
ditanam didalamnya. (Al-Wafi 1/215)
3). MenegakkanHukum Keluarga Daud
Dari AbuAbdillah : Jika Al-Qaim dari keluarga Muhammad muncul, dia akan berhukumdengan hukum Daud dan Sulaiman.
(al-Ushul min al-Kafi 1/397). Al-Majlisimeriwayatkan bahwa Al-Qaim akan
membawa ajaran baru, kitab yang baru dan hukumyang baru. (Bihar
al-Anwar 52/354)
B. SekteZaidiyah
Sekte ini merupakan pengikut Zaid binAli bin Husain bin Abi Thalib, atau ada yang menyebutnya dengan Syi’ah Lima Imam. Sekte ini dianggapmoderat karena golongan ini tidak menganggap bahwa ketiga khalifah sebelum Alibin Abi Thalib tidak sah. Urutan Imam sekte ini adalah :
1. Alibin Abi Thalib (600-661), dikenal dengan AmirulMukminin.
2. Hasanbin Ali (625-669) dikenal Hasanal-Mujtaba
3. Husainbin Ali (626-680) dikenal HusainAsy-Syahid
4. Alibin Husain (658-713) dikenal Ali ZainalAbidin
5. Zaidbin Ali (658-740) dikenal Zaid bin Aliasy-Syahid
C. SekteIsmailiyyah
Disebut juga Syi’ah Tujuh Imam, karena mereka meyakinitujuh Imam, dan mereka percaya bahwa Imam ke-7 ialah Ismail. Adapun urutanImamnya adalah :
1. Alibin Abi Thalib (600-661), dikenal dengan AmirulMukminin.
2. Hasanbin Ali (625-669) dikenal Hasanal-Mujtaba
3. Husainbin Ali (626-680) dikenal HusainAsy-Syahid
4. Alibin Husain (658-713) dikenal Ali ZainalAbidin
5. Muhammadbin Ali (676-743) dikenal Muhammadal-Baqir
6. Ja’far bin Muhammad (703-765) dikenal Ja’far Ash-Shadiq
7. Ismail bin Ja’far (721-755), adalah anakpertama Ja’far Ash-Shadiq atau kakak Musa al-Kadzim
Fakta historis tentang adanya perbedaan pendapat bahkanperselisihan internal Syi’ah dalam penentuan Imam dikalangan Syi’ah. Olehkarena itu Fakhruddin ar-Razi mengatakan : “Ketahuilahbahwa adanya perbedaan yang sangat besar tersebut, merupakan bukti kongkrettentang tidak adanya wasiat teks penunjukkan yang jelas dan berjumlah banyaktentang Imam yang dua belas seperti yang mereka klaim itu”.
Ada juga sementara kalangan yang merumuskan kategorisasiSyi’ah menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Syi’ah Ghulat,
yaitugolongan yang diantara fahamnya bahwa Jibril itu sudah salah
alamatmenyampaikan wahyu, yang seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib.
Bahkan golonganini sampai menuhankan Ali bin Abi Thalib.
2.Syi’ah Rafidhah,yaitu
golongan yang melakukan penghinaan, pelecehan, penistaan terhadap
parashahabat, termasuk sebagian istri Nabi saw. Syi’ah ini ada yang
memberikanistilah ahlu al-bida’ wa al-ahwa.
3. Syi’ah Mu’tadilah(moderat), yaitu golongan yang lebih mengutamakan Ali bin Abi Thalib diataspara shahabat yang lain.
PERISTIWA GHADIR KHUM
Ghadir Khum adalah sebuah kebun yang terletak antarakota Makkah dan Madinah tepatnya di dekat Juhfah. Peristiwaini terjadi sepulang dari Haji Wada’ sebelum wafatnya Nabi kira-kira 3 bulan. Jarakantara keduanya adalah lebih kurang 200 mil.
Dalam kejadian sejarah menurut tradisi syiah,tempat ini menjadi terkenal sebagai tempat penobatan Ali bin AbuThalib sebagai Wali dan Khalifah Ar-Rasyidin yang dilakukanoleh Nabi Muhammad saw,yang terjadi setelah Haji Wada' lebih kurang pada tanggal 18 Zulhijjah, tahun10 Hijrah (kurang lebih 15 Mac 632 Masihi).
Menurutriwayat dari Al-Ya'kubidalam kitab Tarikh-nya Jilid II Menyebutkan suatu peristiwa sebagai berikut.
Dalam perjalan pulangke Madinah seusai menunaikan ibadah haji (Hijjatul-Wada'),malam hariRasulullah saw bersama rombongan tiba di suatu tempat dekat Jifrah yangdikenali denagan nama "GHADIR KHUM." Hari itu adalah hari ke-18bulan Zulhijjah. Beliaukeluar dari kemahnya kemudia berkhutbah didepan jamaah sambil memegangtangan Imam AliBin Abi Talib r.a.Dalam khutbahnya itu antara lain beliauberkata : "Barang siapamenanggap aku ini pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.Ya Allah, pimpinlahorang yang mengakui kepemimpinannya dan musuhilah orang yang memusuhinya"
GolonganSyiah yakin bahwa Nabi telah mengangkat Ali menjadi imam di sebuah tempat airyang disebut Khum. Maka jadilah peristiwa ini disebut sebagai peristiwa ghadirkhum. Syiah yakin bahwa Nabi mengangkat Ali menjadi imam, dan kaum muslimintelah membaiat Ali. Tapi yang terjadi adalah sahabat berkhianat pada baiatGhadir Khum, dan mengangkat Abubakar menjadi khalifah.
Dan syiah menganggap hari Ghadir Khum adalahhari raya terbesar dalam Islam. Ghadir Khum lebih besar dari hari raya IdulFitri dan Idul Adha. At Thusi menyebutkan dalam Tahdzibul Ahkam, jilid 6 hal 24bahwa: Hari raya ghadir adalah hari rayayang paling agung di alam ini. Bukan hanya di bumi, tapi di alam semesta. Bukanhanya untuk kaum muslimin, tapi untuk seluruh manusia dengan berbagai agama dankepercayaannya. Hari raya ghadir adalah hari raya teragung di jagad raya ini.
Yang lebih parah lagi, Majlisi meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihiwasallam pernah bersabda: hari Ghadir Khum adalah hari raya terbaik umatku.Lihat Biharul Anwar jilid 37 hal 109.
Majlisi meriwayatkan dari perawi Sulaim bin Qais, bahwa surat Al Maidah ayat 3 yangberbunyi:
Pada hari
ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepada munikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.
Adalah turun setelah Nabi mengangkat Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah di Ghadir Khum. Nabi saw. bersabda setelah turunnyaayat ini: Allahu Akbar atas kesempurnaanagama dan nikmat, dan Allah meridhai risalahku dan kepemimpinan Alisepeninggalku. Biharul Anwar jilid 37 hal 195. Padahal ayat itu turun dipadang Arafah, bukan di Ghadir Khum.
Bahkan dalamkitab syiah juga memuat riwayat keutamaan hari raya ghadir khum, sepertidibawah ini :
DariAbdurrahman bin Salim, dari ayahnya: aku bertanya pada Abu Abdillah : apakahkaum muslimin memiliki hari raya selain hari Jum’at, Idul Adha dan Idul Fitri?Abu Abdullah menjawab: ya, hari raya yang lebih besar kehormatannya. Akubertanya: hari raya apakah itu, semoga diriku dijadikan tebusanmu? Abu Abdullahberkata: hari saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melantik AmirulMukminin, dan berkata: siapa yang menjadikan aku sebagai khalifahnya, maka Aliadalah khalifahnya. Aku bertanya: hari apakah itu? Abu Abdillah menjawab: apayang kamu akan perbuat dengan hari, hari-hari setahun adalah berulang, tetapihari itu adalah hari 18 Dzulhijjah. Aku bertanya: Apa yang sebaiknya kamilakukan di hari itu? Abu Abdullah berkata: kalian berdzikir pada Allah di hariitu dengan berpuasa, beribadah dan menyebut Muhammad dan keluarga Muhammad. DanRasulullah shallallahu alaihi wasallam mewasiatkan pada Ali agar menjadikanhari itu sebagai hari raya. Begitu juga para Nabi, mereka berwasiat pada washimereka masing-masing, lalu menjadikan hari itu sebagai hari raya. AlKafi jilid 4 hal 149, Al Wasa’il jilid 10 hal 44.
Al Mufid dan Abu Ja’far Ibnu Babawaih AlQummi, serta Abu Ja’far At Thusi meriwayatkan dari Ja’far As Shadiq bahwa amalibadah pada hari Ghadir, 18 Dzulhijjah setara amalan 80 bulan. TsawabulA’mal hal 100.
Dandalam hadits lain dari Abu Abdullah berkata: berpuasa pada hari ghadir khummenghapuskan dosa 60 tahun. Tsawabul A’mal hal 100. Tahdzib jilid 4 hal305, Al Faqih: jilid 2 hal 90, Al Khishal hal 264, Al Wasa’il jilid 10 hal 442.
Tapi sepertinya Ali dan paraimam menyelisihi wasiat Nabi ini, karenatidak ada yang pernah merayakan hari raya ini. Ali bin Abi Thalib tidak pernahmerayakannya.
Berbeda dengan syiah, merekamengadakan amalan khusus pada hari raya ghadir ini, dengan berdasar padakitab-kitab mereka. Jika dalam kitab mereka ada riwayat-riwayat keutamaannya,sudah tentu ada riwayat yang menjelaskan adab-adab hari itu. Tapi Ali bin AbiThalib tidak pernah merayakan itu. Begitu juga Hasan dan Husein. Lalu dari manariwayat itu berasal? Kita yakin syiah sendiri tidak bisa menjawab. Itulahpandangan syiah tentang ghadir khum.
Bersambung >>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar