KEL.BESAR ABU ALIFA

KEL.BESAR ABU ALIFA

Senin, 23 Maret 2015

MELIHAT "WAJAH" SANG PENCIPTA



Tanya  : Assalamu'alaikum ... Mas Abu Alifa, ada yang menerangkan (seorang Kyai) bahwa seluruh hamba Allah nanti diakhirat akan melihat Allah dengan jelas. Benarkah? Wassalam  MG

Jawab  : Wa'alaikumussalam ... tentu  "hamba Allah" yang dimaksud "Kyai" adalah orang-orang yang beriman (ahli surga). Hal ini berdasarkan salah satu firman Allah swt .

كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ

Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka (orang-orang kafir) pada hari kiamat benar-benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka. (QS. Al-Muthaffifin:15).

Sedangkan bagi orang-orang yang beriman (ahli surga), maka mereka akan bertemu sekaligus melihat langsung sang pencipta (Allah swt). Hal ini berdasarkan firman Allah swt. : 

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ. إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

Wajah-wajah (ahli surga) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabb-nyalah mereka melihat. (QS Al-Qiyaamah:22-23)

 لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (QS. Yunus: 26)

Para ahli tafsir maupun ahli hadist semisal Ibnu Katsir, At-Thabary, Ar-Razi, Ath-Thahawi, Ash-Shabuny, Imam Syafi'i, Ibnu Huzaimah, Imam Ahmad dan lain-lain, baik saat ahli tafsir "mengupas' surat Yunus 26 mengenai lafadz "tambahannya", bahwa yang dimaksud dengan tambahan disurga itu adalah melihat Allah swt. Hal tersebut berdasarkan penjelasan dari Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Shuhaib bin Sinan (lihat hadits terakir). Sedangkan tidak demikian dengan orang-orang kafir.

Begitu juga dalam beberapa hadits dijelaskan mengenai posisi orang-orang yang beriman bahwa mereka disamping akan dimasukkan ke dalam surganya Allah swt., mereka juga akan langsung melihat Allah swt. Diantara hadits yang menerangkan hal itu :

Ketahuilah,  tidak ada seorangpun di antara kamu yang (bisa) melihat Rabb-nya (Allah) Ta’ala sampai dia mati (di akhirat nanti). (Muslim no. 169)

Dari Jarir ra beliau berkata: Kami sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lantas beliau memandang bulan purnama dan bersabda : “Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, tidak terhalangi dalam melihatnya.” (Shahih Bukhari no. 7434, Kitab Tauhid, Bab Qauluhu wujuuhu yaumaidzin naadhirah ilaa rabbihaa naazhirah)

Dari Shuhaib bin Sinan ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah Ta’ala berfirman: “Apakah kalian (wahai penghuni surga) menginginkan sesuatu sebagai tambahan (dari kenikmatan surga)? Maka mereka menjawab: Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka? Maka (pada waktu itu) Allah membuka hijab (yang menutupi wajah-Nya Yang Maha Mulia), dan penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka sukai daripada melihat (wajah) Allah Ta’ala”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca QS. Yunus ayat 26. (Shahih Muslim no. 181). Allohu A'lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar