KEL.BESAR ABU ALIFA

KEL.BESAR ABU ALIFA

Rabu, 06 Januari 2016

‘’Final’’ Saudi (Sunni) vs Iran (Syiah)




 
Sudah menjadi rahasia umum, atau bahkan bukan menjadi rahasia lagi, bahwa negara Iran (Syiah) berada di balik carut marut Negara-negara Arab. Iran berusaha memporak-porandakan timur tengah, Iran-lah negara pencipta konflik di timur tengah, menciptakan kegaduhan kawasan dan ketidak-stabilan keamanan, Dana besar dari APBNnya pun digelontorkan demi mensukseskan Proyek raksasa ini, tujuannya hanyalah satu; mereka ingin membangkitkan PERSIA RAYA, menjadikan negara-negara Arab tunduk kepadanya, baik dari segi ekonomi, sosial, politik maupun ideologi (Aqidah).

Hal di atas nampak jelas setelah tumbangnya Saddam Hussein yang tidak lain hasil konspirasi jahat dan perselingkuhan kaum Syiah dan Amerika, maka tak heran ketika Saddam dieksekusi mati, kaum syiahpun menari-nari dan "berjingkrak-jingkrak" kegirangan, karena Iraq adalah gerbang Arab dari Timur, Iraqpun dikacaukan dan kaum sunni dimusnahkan, masjid-masjid suni dihancurkan, imam-imam masjid diculik dan dibunuh tanpa sebab, rezim syiah pun terbentuk hingga bangsa Iraq Arab menjadi budak kaum persia bersampul "republik Islam Iran".

Setelah Iraq di bawah kendali Teheran, Iran ingin berpetualang lagi dengan membangkitan revolusi di Bahrain, Bahrain pun dicabik2, melalui kaum opoisisi syiah di negeri itu, mereka turun jalan tumpah ruah, membuat keonaran, meneror warga sunni, membunuhi petugas keamanana, dst, hampir saja Bahrain sunni Tumbang, akan tetapi Allah berkehendak lain, King Abdullah Arab saudi rahimahullah memimpin koalisi teluk untuk mengirim militer dalam jumlah besar untuk melindungi Bahrain dari makar dan kudeta yang dilancarakan kaum syiah atas propaganda Iran. Bahrainpun kembali dan semoga senantiasa dalam pangkuan Ahlussunnah.

Setelah mereka gagal mendobrak pintu jazirah Arab dari timur yaitu; Bahrain, konsentrasi Iran pun berputar ke arah selatan menuju Yaman, melalui tangan-tangan kotor Hautsiyyin (Houtsi) Iran menskenariokan penggulingan dan revolusi terhadap kepimpinan yang sah dari Presiden Yaman terpilih; Abdur rabbih Manshur Hadi . Bangsa mut'ah ini meneror dan membuat keonaran di Yaman, sampai akhirnya ibu kota Yaman Shan'a pun jatuh di tangan mereka, hal ini memaksa Presiden Yaman memindahkan pemerintahannya dari Shan'a ke Aden, kaum syiah pun mulai menguasai instansi2 negara bahkan TV nasional Yaman-pun sempat dikuasai oleh mereka, akan tetapi dengan pertolongan Allah, King Salman bin Abdul Aziz hafizhahullah dari Saudi Arabia bergerak cepat membuat koalisi Arab dan Islam 'Ashifah el-Hazm untuk menolong bangsa Yaman sunni setelah datang surat resmi dari Presiden Yaman abdu rabbih Manshur Hadi, tentara-tentara Saudi pun bergerak cepat dan tepat menyerang basis2 Syiah Houtsi, mereka pun kocar kacir seperti anak ayam terpisah dari induknya. Yaman pun mulai berbenah diri dan masih memburu kaum pengkhianat budak syiah Persia.

Tidak hanya di Iraq, Bahrain dan Yaman....dari arah utara, syiah Iran-pun berusaha sekuat tenaga berkolaborasi dengan Basyar Asad presiden Suriah untuk membantai kaum sunni di Suriah, mereka bersatu juga dengan Hizbullat lebanon pimpinan Hasan Nasrullat untuk membantai dan melakukan genosida terhadap bangsa Arab Sunni, kondisi di atas menyebabkan negeri suriah laksana magnet yang menarik kaum mujahidin untuk berkumpul dan berjihad melawan tentara kafir Basyar Asad dan Para milisi Syiah baik yang dikirim dari Iran maupun Lebanon (hizbullat), negara2 Arabpun mendukung perlawanan kaum sunni. Arab Saudi, negara2 teluk dan Turki ikut membantu perjuangan kaum sunni, hingga kaum Syiah terdesak dan merengek2 minta pertolongan bangsa komunis Russia untuk menumpas kaum sunni, akan tetapi pertolongan Allah selalu ada..... sampai detik ini Iran masih GAGAL dalam upayanya menundukkan bangsa Arab sunni di Suriah..

Semenjak Saudi mencanangkan operasi Decisive Storm (badai penghancur) kepada sekte syiah houthi di Yaman, eskalasi hubungan antara Saudi dengan Iran terus memburuk. Pasalnya, dalam konflik Saudi – Syiah Houthi ini, Iran berperan sebagai backbone utama Syiah Houthi yang telah melakukan kudeta di Yaman.

Konflik secara tidak langsung antara Saudi dengan Iran ini tidak hanya di Yaman, tapi juga terjadi di Suriah, dimana Saudi lebih mendukung Bashar Al Assad agar lengser keprabon, namun sebaliknya Iran habis-habisan mendukung Bashar Al Assad, pemimpin negara penganut sekte Syiah Alawi Nushairiyah.

Eskalasi ini menemui titik puncak ketika Saudi memantik trigger, yaitu mengeksekusi mati Nimr Al Nimr selaku penganut syiah yang berusaha memberontak di Saudi. Patut diketahui, Al Nimr ini adalah warga Saudi yang telah mengenyam pendidikan di Iran, yang membuat gerakan protes kepada pemerintah di daerah timur Saudi.

Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan pada hari Sabtu (2/1/2015) lalu telah mengeksekusi Nimr Al Nimr bersama 47 narapidana terorisme, termasuk anggota-anggota Al-Qaida. Nimr Al Nimr adalah tokoh syiah yang memiliki daftar panjang kejahatan di Arab, termasuk menghasut warga melawan pemerintah dan terlibat dalam aksi terorisme dengan sasaran pasukan keamanan dan warga sipil. Mengetahui tokoh syiah dieksekusi, pemerintah Iran marah.

Jika media ramai memberitakan seorang pentolan Syiah di Saudi dieksekusi mati pada Sabtu lalu dan protes gencar dilakukan oleh, khususnya penganut Syiah di beberapa negara Timur Tengah, tapi nyaris tak terdengar berita tentang laporan yang dikeluarkan oleh Amnesty International Juli 2015 lalu bahwa Pemerintah Iran telah mengeksekusi lebih 1000 ulama dan aktivis Islam

Bahkan di Teheran, kantor kedutaan Arab Saudi diserang. Hal itu kemudian memicu pemerintah Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.  Arab Saudi melalui menteri Luar Negerinya Adel bin Ahmed Al Jubeir, Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Mulai 4 Januari 2016, dalam 48 jam ke depan, Iran harus menarik warga diplomatiknya dari Saudi, dengan sebelumnya Saudi pun menarik warga diplomatiknya dari Iran. Menurut Al-Jubeir, serangan sekelompok warga Iran terhadap kedutaan dan konsulat Arab Saudi merupakan pelanggaran yang nyata terhadap konvensi internasional.

Bagaimanapun, Saudi berhak menghukum warganya sesuai dengan konstitusi negara nya tanpa campur tangan dari negara lain. Oleh karena itu, respon berlebihan Iran dengan merusak kantor kedutaan Arab Saudi tidak bisa diterima, selain itu juga bertentangan dengan konvensi internasional. (Dari berbagai sumber)

Selasa, 05 Januari 2016

KALANGAN "MUDA" MENDOMINASI TASYKIL PW.PERSIS DKI JAKARTA






Ketika Drs.HM.Fauzi Nurwahid terpilih dan ditetapkan sebagai Ketua PW.Persis Jakarta, pihak PP.PERSIS yang diwakili oleh Sekretaris Bidang Jamiyyah al-ustadz H.Erdian S.Ag bertanya apakah susunan tasykil mau dibentuk dan diumumkan sekarang? Maka Ketua PW terpilih sesuai dengan QA/QD meminta waktu yang sudah ditentukan. Ketika kami menanyakan hal tersebut beliau memberikan keterangan bahwa tidak menduga bakal diberi amanah untuk memimpin Persis di Jakarta, sehingga tak ada persiapan apalagi menyusun tasykil bayangan, itu yang pertama.

Yang kedua lanjutnya, kami ingin mengetahui dulu potensi yang ada dibeberapa PD yang layak untuk menempati posisi di tasykil yang kami akan susun. Menurutnya bahwa banyak potensi kalangan muda yang perlu diapresiasi karena kinerja selama ini di PD. Bahkan ada beberapa masukan dari para senior dan menyebut sebagian nama untuk masuk ke jajaran tasykil. Ya kalau sekedar masukan kami tampung.



Dan pada hari Sabtu 2 Februari 2016 M yang merupakan batas waktu penyusunan tasykil, ustadz Fauzi Nurwahid di gedung sektetariat PW.PERSIS Jakarta langsung mengumumkan susunan tasykil untuk masa jihad 2015 - 2019.

Berikut susunan tasykil terpilih :




TASYKIL PW. PERSATUAN ISLAM (PERSIS)
DKI JAKARTA MASA JIHAD 2015 – 2019


Penasihat                                                        : 1. H. M. Latif Nurdin, SE
                                                                                2. KH. Ahmad Mubin
                                                                                3. KH. Taufiq Rahman, S.Ag.
                                                                                4. Drs. KH. Sofyan Munawar

Ketua                                                                 : Drs. H. M. Fauzi Nurwahid
Wakil Ketua I                                               : H. Agus Nurdin Rosyad, Ph.D
Wakil Ketua II                                              : H. Suwardi Soelaiman

Sekretaris                                                       : Drs. H. Wahyudin AS.
Wakil Sekretaris                                        : Arfie Novrian, SS.

Bendahara                                                     : Ir. H. Yusuf Sufyadi
Wakil Bendahara                                      : H. Romie Julian, SE.

Para Ketua Bidang Garapan

1.      Bidgar Binbang SDI dan O        : Apud Shihabudin, S.Pd.I
  Aab Abdurahman, S.Pd.I (anggota)

2.      Bidgar Pendidikan                         : H. Alit Rosad Nurdin, Lc., MA.
  M. Idrus, MA.Pd (anggota)

3.      Bidgar Da’wah                                  : Zaenal Arifin, MA.
  Yono Sudiono, S.Pd.I (anggota)

4.      Bidgar Haji dan Umroh               : H.S. Kahfie Amin

5.      Bidgar Perwakafan                        : H. Yayat Rohayatullah, S.Pd.
  Abdul Majid S.Pd.I

6.      Bidgar Perzakatan                         : Arif Rohiman Sholeh, S.Pd.I

                                                    
7.      Bidgar Bang SosEk                        : Ir. H. Hari Mulyono
  Drs. H. Jarmaita (anggota)

Para Ketua Bagian Otonom
1.      Persistri                                                                : Hj. Kun Fauziyah
2.      Pemuda Persis                                  : Ahmad Fadhilah, S.Sos.I
3.      Pemudi Persis                                   : Sundus Khaero Rizki
4.      HIMA Persis                                       : Ceceng Kholilullah
5.      HIMI Persis                                         : Maryam Jamilah Zahra

Sumber : persis.or.id