Jum'at 7 September 2012 M atau tepatnya 1jam selesai shalat jumat didaerah Sudirman Setiabudi aku mendapat telp dari teman dekat kakaku Ofiq Dzulfiqar yang ada di Bondowoso karena tentu mendapat kabar dari A Ihsan yg ada dirumah sakit. Sebab aku lupa tidak menghidupkan alat komunikasiku sehabis jumat, aku harus cepat ke rumah sakit sebab pihak rumah sakit menunggu persetujuanku. Saat dokter bilang bahwa kakaku harus di operasi, aku berpikir tidak jadi masalah. Tapi saat pihak rumah sakit mengatakan harus menyiapkan dalam jangka waktu 3 jam biaya 70 jt dengan uang muka 40 jt …kelemahanku mulai aku rasakan. Bagiku uang sejumlah itu terlalu besar. Aku bertanya pada kedua saudara perempuan kandungku … keduanya hanya menangis … tangisan keduanya sungguh sangat menyayat hatiku. Kasihan dia .. sekalipun mungkin aku sendiri yang merasakan terlalu berat beban saat itu. Aku hanya mampu berdoa yang terbaik dan menangis serta merasakan betapa aku tak mampu melakukan apa-apa tuk menolong dan menyelamatkan jiwa kakaku. Sekalipun aku tahan tangisan itu, aku tak mampu menahannya …. Aku pergi ke masjid dan kuluapkan tangisan itu …. Dadaku terasa sesak ….. Ku masih berharap ada keajaiban.
Sabtu
sore … aku mendapat telp dari kakak perempuanku, supaya cepat ke rumah sakit ….
Saat itu aku tengah memenuhi undangan di daerah Jakarta. Saat diperjalanan aku
mendapat sms dari anak sulungku yg mengirformasikan bawa kakaku sudah
"koma"…Terasa badan lemas, kaki seakan tak bisa digerakkan.
Bayangan yang terjadi pada guruku tercinta seolah akan menimpaku … Aku cepat
parkir di halte daerah Kedoya … Aku lemas (ngalungsar) seolah tak ada tenaga.
Seorang bapak memberiku minum teh manis angat … keringat keluar bercucuran …
Bajuku basah seolah sedang dicuci. Ya Allah, apakah sampai disini aku menikmati
kehidupan dunia? … Aku dibaluri sesuatu oleh bapak itu, akhirnya ada sedikit
tenaga. Tapi bapak itu menyarankan supaya jgn pergi dulu … Tapi aku memaksakan
diri sebab perasaanku sdh tidak enak. Tapi baru sampai Grogol perasaannku tidk
akan mampu melanjutkan perjalanan jauh ke Depok apalagi dalam kondisi macet.
Akhirnya aku putuskan untuk istirahat beberapa saat ditempatku …..
Istirahatku
hanya satu jam… saat jam menunjukkan pukul 21.00 aku berangkat menuju rumah
sakit. Tak ada hal yang aneh diperjalanan menuju rumah sakit Depok, hanya
motorku kesenggol oleh angkutan kota yang membuat motorku sempat oleng.
Kira-kira
satu jam aku sudah sampai ditempat … Terlihat teman seangkatan di PPI 67 sudah
menunggu. Terus terang kedatangan sebagian dari shahabat itu sedikit memberikan
motifasi sekaligus "menghibur"ku …. Sekalipun kesedihan hati tetap
tidak bisa ditutupi. Tiba-tiba aku diingatkan dengan sms dari pegurus masjid
bahwa besok pagi bagian kuliah shubuh. Hanya kalimat "insya Allah"
yang kubalas.
Tepat
pukul 03.00 dini hari aku keluar dan berecana untuk pergi memenuhi janji untuk
mengisi. Hal ini pikirku dokter semalaman tidak memanggil keluarga kakakku…
mungkin ada peningkatan, itu dalam pikirannku. Tapi saat mau naik motor, pikiran
berubah dan perasaannku agak berat untuk meninggalkan kakakku. Kubelokan kakiku
melangkah kedalam masjid. Entah mengapa saat itu tak bisa menahan kesedihan …
menangis dan menangis … "Ya Alloh seandainya kehidupan didunia untuk
kakakku akan lebih baik, hambaMu memohon kesembuhan … Ya Alloh seandainya
Engkau memanggilnya akan lebih baik bagi kehidupannya nanti, maka aku serahkan
padaMU". Ya Alloh berilah yang terbaik buat kehidupan kakaku" ….
Tangisan kecintaan pada kakakku terus mengalir, sampai tak terasa adzan shubuh
berkumandang.
Ahad
9 September 2012
Selesai
shalat shubuh perasaannku semakin deg-degan …. Ya Allah ada apa denganku
ini? Aku bergegas menuju tempat dimana pihak rumah sakit menyediakan
tempat khusus bagi keluarga pasien yang ada di ruang ICU. Waktu menunjukkan
pukul 05.30 WIB. Aku semakin deg-degan, …kunaon ieu hati seseblakan bae…pikirku
dalam hati. Tiba-tiba petugas menanyakan keluarga kakakku. Langsung aku
menghampirinya … Dokter menyuruh bapak masuk …! ia bilang kondisi ksesehatannya
memburuk
Saat
ku masuk ruangan, kupegang kaki kakakku dan terasa dingin … Aku langsung
menghampirinya, Kang….! Ikuti aku "Laa ilaaha illalloh …. Laa ilaaha
illalloh …Laa ilaaha illalloh … ku-ulang2 kalimat tersebut pada telinga sebelah
kanan sambil kudekap. Petugas membawa alat pernapasan (buatan), tapi aku bilang
…Ga usah! Hanya aku meminta untuk ditemani yang lain.. dan dokter
mengizinkannya. Kurang lebih 15 menit aku tidak berhenti mengucapkan lafadz itu
sambil terus kudekap kakakku! Aku merasakan saat memasuki menit ke 15 ruh
kakakku lepas …. "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji'un" … setelah
itu aku cium dan kecup kening kakakku, kupeluk ia …. Aku menangis sambil
kupeluk kakakku …. Melayang pikiranku entah kemana… yang jelas belum aku
lepaskan pelukan saat itu! Yaa Alloh mudah-mudahan yang terbaik untuk
kehidupan kakakku, seperti yang selalu aku mohonkan kepada-MU. Selamat jalan
ustadz muda ... selamat jalan kakakku tercinta .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar