KEL.BESAR ABU ALIFA

KEL.BESAR ABU ALIFA

Rabu, 21 Mei 2014

MENGENAL SYI'AH : SEJARAH, AJARAN, KEYAKINAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA (Bag-5)


PERKEMBANGAN SYI’AH DI INDONESIA

Di awal tahun 1980 yaitu pasca revolusi Iran dipenghujung 1979, ajaran Syi’ah mulai masuk ke Indonesia. Ada beberapa tokoh yang punya andil yaitu meyakinkan pemerintah Indonesia bahwa yang dating itu bukan murid-murid Khumaini, akan tetapi lawan-lawan politiknya serta mereka tidak membawa ajaran Khumaini. Sejak itu masuklah ajaran Syi’ah di negeri Indonesia. Tiga puluh tahun lebih sejak mulai menancapkan kukunya di Indonesia, kini pengikut Syi’ah Indonesia sudah berani memperlihatkan sebagian ajaran mereka dengan terang-terangan. Berbagai cara mereka lakukan untuk mencapkan ajarannya kesemua lapisan masyarakat. Menurut al-Ustadz Abdul Hakim Abdat, cara mereka memberikan pemahaman sangatlah halus dan awalnya tidak diketahui. Diantara cara yang mereka lakukan menurut beliau antara lain :
1. Mereka mengatasnamakan diri (pecinta) ahlu-bait.
2. Menggunakan ayat-ayat dan tafsir-tafsir tanpa hadits.
3. Mengkritik sebagian shahabat
4. Mengkritik hadits-hadits
5. Memberikan kesan bahwa Syi’ah merupakan madzhab yang kelima dalam Islam dan perbedaan mereka lebih kepada masalah furu’iyah
6. Mendakwahkan ajaran menarik yakni Mut’ah
7. Memberikan kesan buruk terhadap sebuah ajaran yang mereka benci yaitu wahabi.
Lebih lanjut mereka memasuki semua lapisan masyarakat dengan cara-cara yang berbeda disesuaikan dengan tingkatan pemahaman masyarakat yakni dilihat dari latar belakang pendidikannya.

Tingkatan pertama, mereka mempengaruhi masyarakat awam dengan cara yang dapat diterima. Mengahadapi orang awam, pegiat Syi’ah tidak akan mampu untuk mengkafirkan seluruh atau bahkan sebagian shahabat. Sebab orang awam sekalipun pemahaman agamanya “terbatas” dan lebih bersipat ikut-ikutan, tapi dasar cinta kepada Nabi, istrinya dan para shahabat luar biasa. Biasanya ketingkat ini mereka membuat cara bagaimana supaya orang awam itu mengkultuskan kepada keturunan Ali dan Fathimah (ahlul-bait), baik melalui syair-syair ataupun dengan cara yang lainnya.

Tingkatan kedua, menghadapi para pelajar dan terutama mahasiswa. Untuk lapisan ini, mereka masuk melalui sesuatu yang trend, baru dan menjadi keinginan anak muda, karena para pemuda dan mahasiswa sangat aktif dan mencari hal-hal yang dianggap baru dan tidak biasa. Salah satunya melalui penyebaran nikah mut’ah.

Tingkatan ketiga, memasuki media masa baik cetak maupun elektronik. Melalui media ini mereka menampilkan pesan dan paham ajarannya sedikit demi sedikit.

Tingkatan keempat, mendekati para pejabat, kalau bias menempati jabatan strategis dalam pemerintahan pusat atau daerah.

Tingkatan kelima, masuk ke berbagai partai politik dan berusaha menjadi wakil partai di dewan yang membuat undang-undang.
Ini merupakan gerakan Syi’ah di Indonesia yang sudah mulai terlihat dalam melakukan. (lihat Majalah Sunnah edisi XII TAHUN 1431 H)

Dari sisi jumlah komunitas Syi’ah di Indonesia, menurut data penelitian pemerintah menyatakan jumlah pengikut aliran Syiah di Indonesia berkisar 500 orang. Jumlah itu tersebar di pelbagai daerah. Namun, menurut Jalaluddin Rahmat (Ketua Dewan Syura IJABI) jumlah itu hanya perkiraan terendah. “Ada perkiraan tertinggi, 5 juta orang. Tapi, ada sekitar 2,5 jiwa,” kata Kang Jalal. Menurut dia, keberadaan penganut Syiah tidak banyak diketahui karena menganut taqiyah, yaitu menyembunyikan jati diri dan bersikap layaknya pemeluk Islam pada umumnya.

Menurut Tempo, orang yang pertama kali mengaku sebagai penganut Syiah di Jawa adalah Habib Abdul Kadir Bafaqih. Ia merupakan pemimpin Pondok Pesantren Al Qairat Bangsri di Jepara, Jawa Tengah. Setelah itu, bermunculan wadah bagi penganut Syiah. Misalnya, Yayasan Nuruts Tsaqolain dengan pusat kegiatan di Masjid Husainiyyah Nuruts Tsaqolain, Semarang. Yayasan ini berdiri sejak 1984. Hingga kini, jemaah Syiah di Kota Semarang terus bertambah.

Farid ahmad okbah menjelaskan tentang penyebaran syiah di indonesia: “Setelah meletusnya revolusi Iran pada tahun 1979 M, paham Syi’ah Imamiyah (Syi’ah Itsna Asyariyah) mulai masuk ke Indonesia. Diantara tokoh yang terpengaruh dengan paham Syi’ah adalah Husain al-Habsy, Direktur Pesantren Islam YAPI Bangil. Al-Habsy kemudian aktif menyebarkan ideologi Syi’ah dengan kemasan apik dan berslogan persatuan kaum muslimin.

Pada tahun 1980-an, al-Habsy mengirim sejumlah santrinya untuk belajar di Hauzah Ilmiyah di Qum, Iran. Sepulang dari Qum, para santri kemudian menyebarkan ajaran Syi’ah melalui sejumlah kegiatan, baik di bidang politik, pendidikan, media, sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Dalam bidang politik, mereka masuk ke partai-partai. Dalam bidang pendidikan mereka mendirikan sekolah dari TK sampai Perguruan Tinggi. Dibidang media mereka mendirikan koran, majalah, televisi, penerbitan buku, selebaran, dsb. Dalam bidang sosial, mereka mempraktekkan nikah mut’ah. Dalam bidang ekonomi mereka membuka toko-toko, membeli angkutan-angkutan umum, dan aktif dalam dunia perdagangan secara umum. Dalam bidang medis, mereka membangun rumah sakit dan klinik pengobatan. Pada tahun 1993, jati diri al-Habsy sebagai orang Syi’ah terkuak saat dia mengirimkan laporan kegiatan Syi’ah Indonesia ke Ayatullah di Iran dan saat itu 13 guru yang bermadzhab Ahlussunnah keluar dari pesantrennya”

Menurut pusat data lembaga penelitian Syi’ah di Yogyakarta, Rausyan Fikr, seperti disampaikan dalam makalah yang ditulis oleh Pengurus wilayah Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Yogyakarta, AM Safwan, pada tahun 2001, terdapat 36 Yayasan Syi’ah di Indonesia dengan 43 kelompok pengajian. Sebanyak 21 yayasan/ kelompok pengajian di tingkat provinsi, dan 33 yayasan/ kelompok pengajian di tingkat kabupaten. Kota.

Tidak hanya melalui pengajian, upaya penyebaran paham Syi’ah juga gencar dilakukan melalui penerbitan buku. Menurut hasil hitungan Rausyan Fikr, hingga Februari 2001 saja, tidak kurang 373 judul buku mengenai Syi’ah telah diterbitkan oleh 59 penerbit yang ada di Indonesia.
Sementara jika dilihat dari tempat, secara umum penyebaran dan kegiatan komunitas Syi’ah lebih terkonsentrasi di pulau Jawa. Sekalipun di luar pulau Jawa terdapat banyak komunitas Syi’ah, seperti Kalimantan Selatan (Banjarmasin dan Martapura), Balikpapan di Kalimantan Timur, Makasar Sulawesi Selatan, Palu Sulawesi Tengah dan tempat-tempat yang lainnya.

Dalam buku Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah Di Indonesia, setidaknya ada lima poros kegiatan Syi’ah dipulau Jawa.
1. Poros Jakarta di Islamic Cultural Centre (ICC)
2. Poros Pekalongan – Semarang, dianranya berpusat di Ponpes Al-Hadi Pekalongan
3. Poros Yogyakarta di Yayasan Rausyan Fikr
4. Poros Bangil dan Pasuruan di Ponpes YAPI Bangil
5. Poros Bandung di Yayasan Muthahari dan Ijabi

BERIKUT DATA-DATA ASET DAN BENTUK KEGIATAN SYIAH DI INDONESIA

A. YAYASAN
1. Yayasan Fatimah, Condet, Jakarta
2. Yayasan Al-Muntazhar, Jakarta
3. Yayasan Al-Aqilah
4. Yayasan Ar-Radhiyah
5. Yayasan Mulla Shadra, Bogor
6. Yayasan An-Naqi
7. Yayasan Al-Kurba
8. YAPI, Bangil
9. Yayasan Al-Itrah, Jember
10. Yayasan Rausyan Fikr, Jogya.
11. Yayasan BabIIm, Jember
12. Yayasan Muthahhari, Bandung
13. YPI Al-Jawad, Bandung
14. Yayasan Muhibbin, Probolinggo
15. Yayasan Al-Mahdi, Jakarta Utara
16. Yayasan Madina Ilmu, Bogor
17. Yayasan Insan Cita Prakarsa, Jakarta
18. Yayasan Asshodiq, Jakarta Timur
19. Yayasan Babul Ilmi, Pondok Gede
20. Yayasan Azzahra Cawang
21. Yayasan Al Kadzim
22. Yayasan Al Baro’ah, Tasikmalaya
23. Yayasan 10 Muharrom, Bandung
24. Yayasan As Shodiq, Bandung
25. Yayasan As Salam, Majalengka
26. Yayasan Al Mukarromah, Bandung
27. Yayayasan Al-Mujataba, Purwakarta
28. Yayasan Saifik, Bandung
29. Yayasan Al Ishlah, Cirebon
30. Yayasan Al-Aqilah, Tangerang
31. Yayasan Dar Taqrib, Jepara
32. Yayasan Al Amin, Semarang
33. Yayasan Al Khoirat, Jepara
34. Yayasan Al Wahdah, Solo
35. Yay. Al Mawaddah, Kendal
36. Yay.Al Mujtaba, Wonosobo
37. Yay.Safinatunnajah, Wonosobo
38. Yayasan Al Mahdi, Jember
39. Yay.Al Muhibbiin, Probolinggo
40. Yayasan Attaqi, Pasuruan
41. Yayasan Azzhra, Malang
42. Yayasan Ja’far Asshodiq, Bondowoso
43. Yayasan Al Yasin, Surabaya
44. Yapisma, Malang
45. Yayasan Al Hujjah, Jember
46. Yayasan Al Kautsar, Malang
47. Yayasan AL Hasyimm, Surabaya
48. Yayasan Al Qoim, Probolinggo
49. Yayasan al-Kisa’, Denpasar
50. Yayasan Al Islah, Makasar
51. Yayasan Paradigma, Makasar
52. Yayasan Fikratul Hikmah, Jl Makasar
53. Yayasan Sadra. Makasar
54. Yayasan Pinisi,, Makassar
55. Yayasan LSII, Makasar
56. Yayasan Lentera, Makassar
57. Yayasan Nurtsaqolain, Sulsel
58. Yas Shibtain, Tanjung Pinang Kep Riau
59. Yayasan Al Hakim, Lampung
60. Yayasan Pintu Ilmu, Palembang
61. Yayasan Al Bayan, Palembang
62. Yayasan Ulul Albab, Aceh
63. Yayasan Amali, Medan
64. Yayasan Al Muntadzar, Samarinda
65. Yayasan Arridho, Banjarmasin

B. MAJLIS TAKLIM
1. MT. Ar-Riyahi
2. Pengajian Ummu Abiha, Pondok Indah
3. Pengajian Al Bathul, Cililitan
4. Pengajian Haurah, Sawangan
5. Majlis Taklim Al Idrus, Purwakarta
6. Majlis Ta’lim An-Nur, Tangerang
7. MT Al Jawad, Tasikmalaya
8. Majlis Ta’lim Al-Alawi, Probolinggo

C. IKATAN
1. Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI)
2. Ikatan Pemuda Ahlulbait Indonesia (IPABI), Bogor
3. HPI – Himpunan Pelajar Indonesia-Iran
4. Shaf Muslimin Indonesia, Cawang
5. MMPII, condet
6. FAHMI (Forum Alumni HMI) Depok
7. Himpunan Pelajar Indonesia di Republik Iran (ISLAT)
8. Badan KerjaSama Persatuan Pelajar Indonesa Se- Timur Tengah dan Sekitarnya (BKPPI).
9. Komunitas Ahlul Bait Indonesia (TAUBAT)
10. Ahlul Bait Indonesia (ABI)

D. LEMBAGA
1. Islamic Cultural Center (ICC), Pejaten
2. Tazkia Sejati, Kuningan
3. Al Hadi, Pekalongan
4. Al-Iffah, Jember
5. Lembaga Komunikasi Ahlul Bait (LKAB), wadah alumni qom, di motori oleh ICC Jakarta yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah Republik Islam Iran (RII). LKAB membawai Yayasan AI Munthazar, Fathimah Aqilah, Ar Radiyah, Mulla Sadra, An Naqi, Al Kubra, AI Washilah, MT Ar Riyahi dan gerakan dakwah Al Husainy.

E. SEKOLAH ATAU PESANTREN
1. SMA PLUS MUTHAHARI di Bandung dan Jakarta
2. Pendidikan Islam Al-Jawad
3. Icas (Islamic College for Advanced Studies) – Jakarta Cabang London
4. Sekolah Lazuardi dari Pra TK sampai SMP, Jakarta
5. Sekolah Tinggi Madina Ilmu, Depok
6. Madrasah Nurul Iman, Sorong
7. Pesantren Al-Hadi Pekalongan
8. Pesantren YAPI, Bangil

F. PENERBIT BUKU-BUKU SYIAH
Lentera
Pustaka Hidayah
MIZAN
YAPI JAKARTA
YAPI Bangil
Rosdakarya
Al-Hadi
CV Firdaus
Pustaka Firdaus
Risalah Masa
Al-Jawad
Islamic Center Al-Huda
Muthahhari Press/Muthahhari Papaerbacks
Mahdi
Ihsan
Al-Baqir
Al-Bayan
As-Sajjad
Basrie Press
Pintu Ilmu
Ulsa Press
Shalahuddin Press
Al-Muntazhar
Mulla Shadra
CAHAYA

G. PENULIS-PENULIS SYIAH
Husain Ardilla
Alwi Husein, Lc
Muhammad Taqi Misbah
O.Hashem
Jalaluddin Rakhmat
Husein al-Habsyi
Muhsin Labib
Riza Sihbudi
Husein Al-Kaff
Sulaiman Marzuqi Ridwan
Dimitri Mahayana

H.. MAHASISWA QOM
1. Muhammad Taqi Misbah Yazdi
2. Euis Daryati, Mahasiswi S2 Jurusan Tafsir Al-Quran, Sekolah Tinggi Bintul Huda Qom. Ketua Fathimiah HPI 2006-2007.
3. Nasir Dimyati, S2 Jurusan Ulumul Quran Universitas Imam Khomeini Qom. Saat ini aktif di BKPPI.
4. Usman Al-Hadi, Mahasiswa S1 Jurusan Ulumul Quran Univ. Imam Khomeini Qom.
5. Abdurrahman Arfan, S1 Jurusan Ushul Fiqh di Jamiatul Ulum Qom, Republik Islam Iran.
6. M. Turkan, S1 Jurusan Filsafat & Irfan di Universitas Imam Khomeini Qom, Republik Islam Iran
7. Siti Rabiah Aidiah, Mahasiswi di Jamiah Bintul Huda, Qom, Jurusan Ulumul Quran.
8. Muchtar Luthfi, Ketua Umum Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) di Republik Islam Iran periode 2006-2007, Sekjen Badan Kerjasama Perhimpunan Pelajar Indonesia (BKPPI) se-Timur Tengah dan Sekitarnya.
9. Herry Supryono, Mahasiswa S1 Fiqh dan Maarif Islamiyah di Madrasah Hujjatiyah Qom, Republik Islam Iran.
10. Saleh Lapadi, asal Sorong, alumni YAPI Bangil, Sekarang menempuh S2 di Qom Iran, pimred islat (islam alternatif)
11. Afifah Ahmad, Mahasiswi S1, Jurusan Maarif Islam di Jamiatul Bintul Huda, Qom Republik Islam Iran
12. Emi Nur Hayati Ma’sum Said, Mahasiswi S2 Jurusan Tarbiyah Islamiyah & Akhlak di Universitas Jamiah Azzahra, Qom-Iran
13. A. Luqman Vichaksana S1 Jurusan Filsafat & Irfan di Universitas Imam Khomeini Qom, Republik Islam Iran
14. Ammar Fauzi Heryadi, mahasiswa Jurusan Filsafat & Irfan di Universitas Imam Khomeini Qom, Republik Islam Iran.
I. ALUMNI QOM
1. DR. Abdurrahman Bima, Alumni dari Hawzah Ilmiah Qom, judul desertasi “Pengaruh Filsafat dalam Konsep Politik Khomeni”.
2. DR. Khalid Al-Walid, Alumnus dari Hawzah Ilmiah Qom, judul desertasi “Pandangan Eskatologi Mulla Shadra”
3. Muhsin Labib, Alumnus Hauzah Ilmiah Qom, Republik Islam Iran. Kandidat Doktor Filsafat Islam di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ali Ridho Al-Habsy cucu dari Habib Ali Kwitang, tahun 1974.
5. Umar Shahab, tahun 1976
6. Syamsuri Ali
7. Jalaludin Rahmat
8. Ahmad Barakbah

J. TENTANG QOM
• Tahun 1990 ada 50 orang belajar di Qom
• Tahun 1999 jumlah alumni sudah lebih dari 100 orang
• Tahun 2001, 50 mahasiswa indonesia melanjutkan studi di Qom
• Tahun 2004, 90 mahasiswa Indonesia melanjutkan studi di Qom

K. MAJALAH / JURNAL
1. Majalah Syi’ar
2. Jurnal Al-Huda
3. Jurnal Al-Hikmah
4. Majalah Al-Musthafa
5. Majalah Al-Hikmah
6. Majalah Al-Mawaddah
7. Majalah Yaum Al-Quds
8. Buletin Al-Tanwir
9. Buletin Al-Jawwad
10. Buletin Al-Ghadir
11. Buletin BabIIm

M.. RADIO / TV
1. IRIB (Radio Iran siaran bahasa Indonesia)
2. Hadi TV, tv satelite (haditv.com)
3. TV Al-Manar, Libanon, dpt diakses sejak April 2008, bekerja sama dengan INDOSAT
4. Myshiatv.com
5. Shiatv.net

N. WEBSITE
http://www.islamalternatif.net
ICAS (icas-indonesia.org)
Islamfeminis.wordpress.com
Yapibangil.org
Alitrah.com

O. .BLOGROLL
Ahmad Samontho http://ahmadsamantho.wordpress.com/
Anak bangsa http://umfat.wordpress.com/
blog Ahlul Bait http://www.aimislam.com/links.html
Cahaya ISLAM http://abuaqilah.wordpress.com/
cinta Rasul http://cintarasulullah.wordpress.com/
Eraalquran http://eraalquran.wordpress.com/
GENCAR AHLULBAYT NUSANTARA http://musadiqmarhaban.wordpress.com/
Haidarrein http://haidarrein.wordpress.com/
Hikmah Islam http://farterh04.wordpress.com
ICC http://www.icc-jakarta.com/
Info syiah http://infosyiah.wordpress.com/
ISLAM FEMINIS http://islamfeminis.wordpress.com/
Islam syiah http://islamsyiah.wordpress.com/
Jakfari http://jakfari.wordpress.com/
Lateralbandung http://lateralbandung.wordpress.com/
Luthfis http://luthfis.wordpress.com/
Luthfullah http://luthv.wordpress.com/
Ma’ashshadiqin http://comein.blogs.friendster.com/
Madinah Al-hikmah http://madinah-al-hikmah.net/
Nargis http://mashumah.wordpress.com/
Pak Jalal http://www.jalal-center.com/
Ressay http://ressay.wordpress.com/
Pelita zaman http://www.pelitazaman.blogspot.com/
Sahib Al-Zaman http://haidaryusuf.wordpress.com/
Suara keadilam http://iwans.wordpress.com/
TASNIM http://eurekamal.wordpress.com/
Telaga Hikmah http://www.telagahikmah.org/id/index.php
Wahabisme http://wahabisme.wordpress.com/
Musa http://musakazhim.wordpress.com/
Ahlulbayt http://keluargaabi.wordpress.com/
Dsb, masih banyak lagi

P. RITUAL
1. Peringatan Maulid Nabi
2. Peringatan Idul Ghadir
3. Pelaksanaan ritual Shalat Iedain
4. Pelaksanaan ritual Lailatul Qadr
5. Peringatan Asyura.
6. 7. Majlis Doa Kumail, malam Jumat.

Q. UNIVERSITAS YANG DILINK OLEH AL-SHIA.ORG
1. Institut Seni Indonesia Yogyakarta
2. Politeknik Negeri Jakarta
3. Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia
4. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas
5. STMIK AKAKOM Yogyakarta
6. Universitas Gajah Mada
7. Unibersitas Pembangunan Nasbional “Veteran” Jakarta
8. Universitas Airlangga
9. Brawijaya University
10. Universitas Darma Persada Jakarta
11. Universitas Gunadarma
12. Universitas Islam Indonesia
13. Universitas Muhammadiyah Jakarta
14. Universitas Negri Malang
15. Universitas Negeri Manado
16. Universitas Negeri Semarang
17. Universitas Pendidikan Indonesia
18. Universitas Pertanian Bogor
19. Institut Teknologi Nasional Malang
20. Politeknik Negeri Ujung Pandang
21. Institut Seni Indonesia Yogyakarta
22. STIE Nusantara
23. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
24. Universitas Klabat
25. Universitas Malikussaleh
26. Universitas Negeri Makasar
27. Universitas Sriwijaya
28. UPN Veteran Jawa Timur

R. ULAMA RUJUKAN DI QOM
Di Qom terdapat 23 ulama yang bisa menjadi rujukan untuk diikuti. Di bawah ini beberapa marja’ yang cukup terkenal di Qom.
1. Ayatullah Sayyid Ali al-Khamenei, 68 tahun. Pemimpin besar (Rahbar) ini adalah pengganti Imam Khomeini
2. Ayatullah Muhammad Imami Kasyani
3. Ayatullah al-Uzhma Syeikh Muhammad Taqi Bahjat Fumani


PENUTUP

Dari tulisan yang terbatas ini semoga aqidah kita terjaga dari berbagai virus yang setiap saat terus menggerogoti agama (Islam). Tentu saja kita jangan merasa puas hanya dengan kajian beberapa jam membaca “kitab kecil” ini, sebab titik kelemahan kita justru berhentinya mengkaji, sementara musuh-musuh Islam senantiasa terus berupaya melemahkan dengan berbagai trik, yang jika kita tidak mendalaminya, bisa-bisa kita terjerembab kedalam lubang yang mereka persiapkan. Selamatkan anak, saudara kita dari kesesatan dan penyimpangan aqidah.



BIBLIOGRAFI (MARAJI’)

1. Abdul Husain al-Musawi, Isu-Isu Ikhtilaf Sunnah-Syi’ah, (Mizan dan Al-Huda, 2002)
2. Abdul Hakim bin Amir Abdat, Sepak Terjang Syi’ah di Indonesia, Majalah As-Sunnah, edisi 12/Th.XIII, Rabi’ul Awwal 1431H/Maret 2010M
3. Abu Alifa Shihab, Solusi Islam : Kumpulan Tanya Jawab, Dalam Abu Alifa Shihab Menjawab, (Jakarta : Pembela Islam, 2011)
4. ——, Solusi Islam 2 ; Kumpulan Tanya Jawab, Dalam Abu Alifa Shihab Menjawab, (Naskah pdf)
5. Abu Zahrah, Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah fi al-Siyasah wa al-Aqaid, (Cairo : Daar al-Fikr al-Arabi, tt)
6. Abu Ihsan Al-Atsari, Kekejaman Kaum Syi’ah Terhadap Ahlu Sunnah, (Majalah As-Sunnah)
7. Abdullah bin Muhammad, Menyingkap Hakikat Aqidah Syi’ah, (terjemahan) (Jaringan Pembela Terhadap Sunnah, tt)
8. Al-Alusi, Mahmud Syukri, Shobb al-‘Adzab ala Man Sabb al-Ashab, (Riyadh : Adhwa’ Salaf, 1997)
9. Ali Ahmad As-Salus, Ensiklopedi Sunnah-Syi’ah, (Pusataka al-Kautsar, 2001)
10. Ali Muhammad As-Shallabi, Khawarij dan Syi’ah Dalam Timbangan Ahlusunnah Wal Jamaah, (Pustaka Al-Kautsar, 2011)
11. Al-Syahrastani, Muhammad bin Abdul-Karim, al-Milal wa al-Nihal, (Beirut : Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1992)
12. Al-Khathib al-Bagdadi, al-Kifayah fi ‘ilmi al-Riwayah, (naskah pdf Maktabah Waqfeya)
13. Al-Tunsawi, Muhammad Abdul Sattar, Buthlanu ‘Aqaidi al-Syi’ah, tt. Pakistan
14. Hamid Enyat, Reaksi Politik Sunni dan Syi’ah, Pemikiran Politik Modern Menghadapi Abad ke-20 (Bandung : Pustaka, 1988)
15. Ibnu Taymiah, al-Sunnah al-Nabawiah, tahqiq Dr.Muhammad Rasyad Salim (cet.1986)
16. Jalaluddin Rakhmat, Al-Mustafa : Pengantar Studi Kritis Tarikh Nabi, (Muthahhari Press)
17. ———, Catatan Kang Jalal : Visi Media, Politik dan Pendidikan, (Rosdakarya Bandung, cet.2 1998)
18. Muhammad Thalib, Nubuwat Rasulullah Tentang Syi’ah, (Makalah)
19. Majalah As-Sunnah, Rabi’ul Awwal 1431 H
20. Majalah An-Najah edisi 96 Muharram 1435 H
21. Majalah Hidayatullah, Rabi’ul Tsani 1430H/ April 2009
22. M.H.Thabathabai, Islam Syi’ah ; Asal-Usul dan Perkembangannya, (Jakarta : Grafiti, 1989)
23. Majlis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa MUI, (Jakarta : Erlangga, 2011)
24. Nashir bin Abdullah al-Qifari, Ushul Madzhab Syi’ah al-Imamiyah Itsna Asyariyah, (Riyadh : Jami’at al-Imam, 1994)
25. ———-, Masalat al-Taqrib bayna Ahl al-Suinnah wa al-Syi”ah, (Riyadh : Dar Thayibah, 1413 H)
26. Shiddiq Amien, Mengenal Syi’ah (Makalah Daurah Duaat PP.Persis Bandung)
27. Tim Penulis MUI Pusat, Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah Di Indonesia, (Jakarta : Formas, 2013)
28. Seminar Nasional LPPI, Mengapa Kita Menolak Syi’ah, (Jakarta : LPPI, 1997)
29. Syarafuddin al-Musawi, Dialog Sunnah-Syi’ah, (Mizan, 1983)
30. Tim Ahlul Bait Indonesia, Buku Putih Mazhab Syi’ah, (ABI : September 2012)
31. http://www.ghazi.abatasa.com
32. http://www.ghazi01.wordpress.com
33. http://www.abualifa.blogspot.com
34. Arrahmah.com
35. Eramuslim.com
36. Dll.

MENGENAL SYI"AH : SEJARAH, AJARAN, KEYAKINAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA (Bag-4)



SHAHABAT NABI SAW DALAM PANDANGAN SYI’AH

Setiap para Nabi mempunyai pengikut dan pendukung setia tentu orang-orang pilihan dangenerasi terbaik dari umat Nabi tersebut atau yang kita kenal dengan shahabat.Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw :

“…Tidaklah ada seorang Nabi-pun yang diutus kepada suatu umat sebelumku, kecualimempunyai para pendamping dan shahabat setia, yang senantiasa mengikutiajarannya dan berpedoman dengan perintahnya. Sepeninggal mereka, datanglahsuatu generasi yang biasa mengatakan sesuatu yang mereka tidak perbuat, sertamelakukan sesuatu yang tidak pernah diperintahkan.” (HR.Muslim)

Akantetapi lain halnya dengan Syi’ah, hal ini bias kita perhatikan dalamriwayat-riwayat versi mereka.

Dari Sudair, ia riwayatkan dari Abi ja’fardan berkata : sepeninggal Nabi saw seluruh manusia murtad selama satu tahun,kecuali tiga orang. As-Sudair bertanya, siapa yang dimaksud tiga orangtersebut? Ia menjawab, al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari dan Salmanal-Farisi, lalu beliau berkata, Mereka itulah orang-orang yang tetap kokohdengan pendiriannya dan menolak membai’at (Abu Bakar pen), hingga didatangkanAmirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib pen.)…” (lihat al-Majlisi Biharual-Anwar 22/351 dan Tafsir Nur Ats-Tsaqalain 1/396)

Syaikhal-Mufid juga meriwayatkan  dalam Al-Ikhtishash hal. 6;
“..Seluruhmanusia menjadi murtad sepeninggal Nabi saw. Kecuali tiga orang, al-Miqdad binal-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari dan Salman al-Farisi. Setelah itu manusiamenyadari, dan kembali masuk Islam.

Dalamriwayat lain, mereka menambah jumlah yang tetap dalam ke-Islamannya menjadiempat.

“…Sesungguhnyaketika Rasulullah saw meninggal dunia, seluruh manusia kembali kepada kehidupanjahiliyyah, kecuali empat orang saja, (yaitu) Ali, al-Miqdad, Salman dan AbuDzar. (lihat al-Majlisi dalam Baharu al-Anwar 22/333

Jikademikian, tentu yang jadi pertanyaan kita adalah bagaimana dengan ke-IslamanFathimah, Hasan serta Husain?

Syi’ahmempropagandakan sebagai pecinta ahlul-bait dan pembela mereka, akan tetapifaktanya mereka secara tidak sadar (atau mungkin sadar) telah menghinakanahlul-bait.

Keterangandiatas, menjadi alasan bagi Imam Amir bin Syurahil asy-Sya’bi untuk berkomentartentang sekte Syi’ah,  
“Kaum Yahudi danNasrani mempunyai satu kelebihan bila dibandingkan dengan agama Syi’ah. Biladitanyakan kepada Yahudi, siapakah orang terbaik dari penganut agamamu? Merekatentu akan menjawab, Tentu para shahabat Nabi Musa. Dan bila ditanyakan kepadaNasrani, siapa yang terbaik dari penganut agamamu? Tentu mereka akan menjawab,Tentu para sahabat sekaligus pengikut setia Nabi Isa. AKAN TETAPI, jikaditanyakan kepada Rafidhah (Syi’ah), Siapakah yang terjelek dari penganutagamamu? Niscaya mereka jawab, Tentu para sahabat sekaligus pengikut setia NabiMuhammad”.

Berikutini merupakan diantara bentuk penghinaan kepada para shahabat:
“…Kitaharus membersihkan diri dari berhala yang empat (yaitu), Abu Bakar, Umar, Usmandan Mu’awiyah. Dan berhala wanita yang empat pula (yaitu), Aisyah, Hafsah,Hindun dan Umi Hakam. Serta seluruh pengikutnya, mereka adalah sejelek-jeleknyamakhluk dipermukaan bumi. Tidak sempurna iman seseorang kepada Allah dan Rasulserta Imam-Imam, kecuali melepeaskan/ membersihkan diri dari musuh-musuh tersebut”. (Muhammad Baqir al-Majlasi, Haqqul Yakin halaman 519)

RiwayatAbu Hamzah at-Tamali  (al-Majlasi hal522), saat bertanya kepada Imam Zainal Abidin tentang Abu Bakar dan Umar, iamenjawab : “Keduanya adalah kafir dansiapa yang mengangkatnya jadi khalifah juga kafir…”

Dan banyak lagi ungkapan-ungkapan penghinaaan yang dialamatkan kepada parashahabat, termasuk para istri Nabi saw.


AQIDAH TAQIYAH

Taqiyah menurut etimologi Bahasa Arab mempunyai arti menyembunyikan atau menjaga (lisanu-‘arab 15/401 dan al-Muhith hal.1731). Sedangkan secara syar’I (terminologi), taqiyah mempunyai makna menyembunyikan keyakinan atau keimanan karena dorongan keterpaksaan untuk menyelamatkan dan menjaga jiwa, kehormatan maupun hartanya ditengah-tengah kejahatan yang dilakukan oleh luar Islam (baca : kafir). Taqiyah ditempuh disebabkan karena benar-benar dalam keadaan dipaksa untuk mengucapkan atau mengerjakan kekufuran (an-Nahl, 106).

Sedangkan dalam pandangan Syi’ah, taqiyah adalah menampakkan kesamaan dengan keyakinan agama orang-orang yang menyelisihi mereka karena adanya rasa takut (Yusuf al-Bahrani, Al-Kasyful1/202). Artinya dalam aqidah Syi’ah, taqiyah dijadikan alat atau senjata untuk mengelabui golongan yang berbeda faham atau keyakinan dan tidak membedakan apakah taqiyah mereka amalkandihadapan kaum muslimin atau orang-orang kafir.

Taqiyah dalam faham Syi’ah merupakan ajaran yang mempunyai kedudukan dan keutamaan sangat istimewa, diantaranya :

Pertama, taqiyah adalah ajaran agama. Dalam Ushul-Kafi hal 482 disebutkan “..bahwa Sembilan persepuluh dari agama adalah taqiyah, tidak sempurna agama kecuali terdapat ajaran taqiyah…”.

Juga dari Abu Ja’far menukilkan bahwa taqiyyah “merupakan agamaku dan agama pendahuluku. Tidak ada keimanan bagi seseorang yang tidak ber-taqiyah”(al-Kafi 2/174). Dalam riwayat lain dari Abu Abdillah dikatakan, “tidak ada agama bagi seorang yang tidak bertaqiyyah”.

Kedua, taqiyyah adalah kemuliaan agama seseorang. Al-Kulaini (al-Kafi 2/176) meriwayatkan dari Abu Abdillah saat berkata kepada Sulaiman bin Khalid, “Wahai Sulaiman, sesungguhnya engkau diatas agama yang apabila seseorang menyembunyikannya (ber-taqiyyah), maka Allah akan muliakan dia. (Tetapi) jika menampakkannya maka Allah akan hinakan dia”.

Ketiga, taqiyah merupakan sebuah ibadah yang paling dicintai Allah. Abu Abdillah (al-Kafi 2/219) mengatakan, “Tidaklah Allah di ibadahi dengan suatu amalan yang lebih Dia cintai daripada al-Khab’u”, Aku (periwayat) bertanya,“apa itu al-Khab’u?”. Ia menjawab, “taqiyah”.

Keempat,taqiyah merupakan seutama-utamanya amalan. Didalam Tafsir al-Askari halaman 163 disebutkan, bahwa Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Taqiyah merupakan salah satu amalan mukmin yang paling utama”. Dia menjaga diri dan saudaranya dengan taqiyah dari orang-orang jahat.

Kelima, taqiyah merupakan perisai yang beriman. AlKulaini (ushul-kafi hal.484)meriwayatkan dari Abi Abdillah, bahwa bapaknya pernah berkata : Sesuatu yang paling aku senangi adalahtaqiyah, taqiyah itu adalah perisai orang beriman.

MUT’AH (KAWIN KONTRAK)

Sengaja masalah mut’ah ini dalam sub.judul tersendiri (sekalipun dalam sub.judul sebelumnya sudah disinggung), mengingatsalah satu ajaran yang ditawarkan sekte Syi’ah dan paling digemari oleh para pengikutnya adalah mut’ah (kawin kontrak). Perkawinan jenis ini terjadi berdasarkan bilangan waktu (lamanya) yang telah disebutkan, misalnya untuk jangka waktu satu minggu atau satu bulan dan seterusnya.  Fathullah al-Kasyani dalam Minhajua l-Shadiqin hal. 356, dijelaskan, “bahwa mut’ah bagian dari agamaku … dan anak yang dilahirkan melalui mut’ah jauh lebih memiliki keutamaan dibandingkan melalui istri tetap, dan orang yang mengingkari mut’ah adalah kafir dan murtad”.

1.NikahMut'ah  bukan pernikahan yang membatasi istri hanya empat.

DariAbubakar bin Muhammad Al Azdi dia berkata :aku bertanya kepada Abu Hasantentang mut'ah, apakah termasuk dalam pernikahan yang membatasi 4 istri? Diamenjawab tidak. Al Kafi.  Jilid 5 hal. 451 .

Wanita yang dinikahi secara mut'ah adalah wanita sewaan, jadidiperbolehkan nikah mut'ah walaupun dengan 1000 wanita sekaligus, karena akadmut'ah bukanlah pernikahan. Jika memang pernikahan maka dibatasi hanya dengan 4istri.

Dari Zurarah dari Ayahnya dari Abu Abdullah, aku bertanya tentang mut'ah pada beliau apakah merupakan bagian dari pernikahan yang membatasi 4 istri? Jawabnya :menikahlah dengan 1000 wanita, karena wanita yang dimut'ah adalah wanita sewaan.  Al Kafi Jilid. 5 Hal. 452.

Ja’far Sadiq a.s berkata :  tak apa menikahi (mut’ah) gadis perawan, jika memang gadis itu ridho tanpa persetujuan orang tuanya. (Mustadrak Al wasail juz.4 hal.459)

Begitulah wanita bagi imam maksum syi’ah adalah barang sewaan yang dapat disewa lalu dikembalikan lagi tanpa ada tanggungan apa pun. Tidak ada bedanya dengan mobil yang setelah disewa dapat dikembalikan. Duhai malangnya kaum wanita. Sudah saatnya pada jaman emansipasi ini wanita menolak untuk dijadikan sewaan, namun kita masih heran, mengapa masih ada mazhab yang menganggap wanita sebagai barang sewaan.

2.Syarat Utama Nikah Mut'ah

Dalam nikah mut'ah yang terpenting adalah waktu dan mahar. Jika keduanya telah disebutkan dalam akad, maka sahlah akad mut'ah mereka berdua. Karena seperti yang akan dijelaskan kemudian bahwa hubungan pernikahan mut'ah berakhir dengan selesainya waktu yang disepakati. Jika waktu tidak disepakati maka tidak akan memiliki perbedaan dengan pernikahan yang lazim dikenal dalam Islam.

Dari Zurarah bahwa Abu Abdullah berkata : Nikah mut'ah tidaklah sah kecuali dengan menyertakan 2 perkara, waktu tertentu dan bayaran tertentu. AlKafi Jilid. 5 Hal. 455.

Ja'farSadiq berkata : "Dan di perbolehkan bagi laki2 menikahi sebanyak mungkin..tanpa wali dan tanpa saksi" (Al Wasa'iljuz 21.hal.64)

Sama seperti barang sewaan, misalnya mobil. Jika kita menyewa mobil harus ada dua kesepakatan dengan si pemilik mobil, berapa harga sewa dan berapa lama kita ingin menyewa.

3.Batas minimal mahar mut'ah

Di atas disebutkan bahwa rukun akad mut'ah adalah adanya kesepakatan atas waktu dan mahar. Berapa batas minimal mahar nikah mut'ah?

DariAbu Bashir dia berkata : aku bertanya pada Abu Abdullah tentang batas minimal mahar mut'ah, lalu beliau menjawab bahwa minimal mahar mut'ah adalah segenggam makanan, tepung, gandum atau korma. Al KafiJilid. 5 Hal. 457.

Semua tergantung kesepakatan antara dua belah pihak.

4. Tidak ada talak dalam mut'ah

Dalam nikah mut'ah tidak dikenal istilah talak, karena seperti di atas telah diterangkan bahwa nikah mut'ah bukanlah pernikahan yang lazim dikenal dalam Islam. Jika hubungan pernikahan yang lazim dilakukan dalam Islam selesai dengan beberapa hal dan salah satunya adalah talak, maka hubungan nikah mut'ah selesai dengan berlalunya waktu yang telah disepakati bersama. Seperti diketahui dalam riwayat di atas, kesepakatan atas jangka waktu mut'ah adalah salah satu rukun/elemen penting dalam mut'ah selain kesepakatan atas mahar.

Dari Zurarah dia berkata masa iddah bagi wanita yang mut'ah adalah 45 hari. Seakan saya melihat Abu Abdullah menunjukkan tangannya tanda 45, jika selesai waktu yang disepakati maka mereka berdua terpisah tanpa adanya talak. AlKafi . Jilid. 5 Hal. 458.

5. Jangka waktu minimal mut'ah.

Dalam nikah mut'ah tidak ada batas minimal mengenai kesepakatan waktu berlangsungnya mut'ah. Jadi boleh saja nikah mut'ah dalam jangka waktu satu hari, satu minggu, satu bulan bahkan untuk sekali hubungan suami istri.

Dari Khalaf bin Hammad dia berkata aku mengutus seseorang untuk bertanya pada Abu Hasan tentang batas minimal jangka waktu mut'ah? Apakah diperbolehkan mut'ah dengan kesepakatan jangka waktu satu kali hubungan suami istri? Jawabnya : ya. AlKafi . Jilid. 5 Hal. 460

Orang yang melakukan nikah mut'ah diperbolehkan melakukan apa saja layaknya suami istri dalam pernikahan yang lazim dikenal dalam Islam, sampai habis waktu yang disepakati. Jika waktu yang disepakati telah habis, mereka berdua tidak menjadi suami istri lagi, alias bukan mahram yang haram dipandang, disentuh dan lain sebagainya. Bagaimana jika terjadi kesepakatan mut'ah atas sekali hubungan suami istri? Padahal setelah berhubungan layaknya suami istri mereka sudah bukan suami istri lagi, yang mana berlaku hukum hubungan pria wanita yang bukan mahram?

Tentunya diperlukan waktu untuk berbenah dan mengenakan pakaian sebelum keduanya pergi.

Dari Abu Abdillah, ditanya tentang orang nikah mut'ah dengan jangka waktu sekali hubungan suami istri. Jawabnya :”tidak mengapa, tetapi jika selesai berhubungan hendaknya memalingkan wajahnya dan tidak melihat pasangannya".Al Kafi jilid 5 hal 460

6. Nikah mut'ah berkali-kali tan pabatas.

Diperbolehkan nikah mut'ah dengan seorang wanita berkali-kali tanpa batas, tidak seperti pernikahan yang lazim, yang manajika seorang wanita telah ditalak tiga maka harus menikah dengan laki-laki laindulu sebelum dibolehkan menikah kembali dengan suami pertama. Hal ini seperti diterangkan oleh Abu Ja'far, Imam Syiah yang ke empat, karena wanita mut'ah bukannya istri, tapi wanita sewaan. Sebagaimana barang sewaan, orang dibolehkan menyewa sesuatu dan mengembalikannya lalu menyewa lagi dan mengembalikannya berulangkali tanpa batas.

Dari Zurarah, bahwa dia bertanya pada Abu Ja'far, seorang laki-laki nikah mut'ah dengan seorang wanita dan habis masa mut'ahnya lalu dia dinikahi oleh orang lain hingga selesai masa mut'ahnya, lalu nikah mut'ah lagi dengan laki-laki yang pertama hingga selesai masa mut'ahnya tiga kali dan nikah mut'ah lagi dengan 3 lakii-laki apakah masih boleh menikah dengan laki-laki pertama? Jawab Abu Ja'far : ya dibolehkan menikah mut'ah berapa kali sekehendaknya, karena wanita ini bukan seperti wanita merdeka, wanita mut'ah adalah wanita sewaan,seperti budak sahaya. Al Kafi jilid 5 hal 460

7. Wanita mut'ah diberi mahar sesuai jumlah hari yang disepakati.

Wanita yang dinikah mut'ah mendapatkan bagian maharnya sesuai dengan hari yang disepakati. Jika ternyata wanita itu pergi maka boleh menahanmaharnya.

Dari Umar bin Handhalah dia bertanya pada Abu Abdullah : aku nikah mut'ah dengan seorang wanita selama sebulan lalu aku tidak memberinya sebagian dari mahar,jawabnya : ya, ambillah mahar bagian yang dia tidak datang, jika setengah bulan maka ambillah setengah mahar, jika sepertiga bulan maka ambillah sepertiga maharnya. Al Kafi . Jilid. 5 Hal. 452.

Bayaran harus sesuai dengan hari yang disepakati, supaya tidak ada“kerugian” yang menimpa pihak penyewa.

8.Nikah mut'ah dengan pelacur

Diperbolehkan nikah mut'ah walaupun dengan wanita pelacur. Sedangkan kita telah mengetahui di atas bahwa wanita yang dinikah mut'ah adalah wanita sewaan. Jika boleh menyewa wanita baik-baik tentunya diperbolehkan juga menyewa wanita yang memang pekerjaannya adalah menyewakan dirinya.

Ayatollah Udhma Ali Al Sistani mengatakan :

Diperbolehkan menikah mut'ah dengan pelacur walaupun tidak dianjurkan, ya jika wanita itu dikenal sebagai pezina maka sebaiknya tidak menikah mut'ah dengan wanita itu sampai dia bertaubat. Minhaju As-shalihin. Jilid 3 hal. 8

Sebaiknya tidak, tapi jika terpaksa khannamanya tetap nikah walaupun dengan pelacur. Si pelacur akan berbahagia karena disamping mendapat uang dan kenikmatan dalam pekerjaannya, dia juga mendapat pahala.

9. Hubungan warisan

Ayatullah Udhma Ali Al Sistani dalam bukunya menuliskan :  

Nikah mut'ah tidak mengakibatkan hubungan warisan antara suami dan istri. Dan jika mereka berdua sepakat, berlakunya kesepakatan itu masih dipermasalahkan. Tapi jangan sampai mengabaikan asas hati-hati dalam hal ini. Minhaju as-shalihin.  Jilid3 Hal. 80 10.

Wanita yang dinikah mut'ah tidak berhak mendapatkan nafkah dari suami.

Laki-laki yang nikah mut'ah dengan seorang wanita tidak wajib untuk menafkahi istri mut'ahnya walaupun sedang hamil dari bibitnya. Suami tidak wajib menginap ditempat istrinya kecuali telah disepakati pada akad mut'ah atau akad lain yang mengikat. Minhaju as-shalihin. Jilid 3 hal 80.
Begitulah gambaran mengenai fikih nikahmut’ah.

11. Keutamaan Mut’ah       

Adapun mengenai dalil dan keutamaan  mut’ah diantaranya : Al-Qummiy, dalamkitabnya Al-Muqni seperti berikut :

"Tidaklah dia (orang yang melakukan mut'ah) berbicara dengannya (perempuan yang dimut'ah) satu kalimah melainkan Allah memberikan kepadanya satu kebaikan. Tidaklah dia menghulurkan tangannya kepadanya melainkan Allah menuliskan untuknya satu kebaikan. Bila dia menghampiri perempuan itu (bersetubuh), maka Allah Ta’ala mengampunkannya dengan perbuatan tersebut. Bila ia mandi, maka Allah mengampunkannya sebanyak air yang mengalir di atas bulunya (sebanyak jumlah bulunya)."

Lalu dia (Al-Qummiy) menambahkan secara dusta kembali riwayat bahwasanya Malaikat Jibril 'Alaihis Salam menjumpai Rasulullah saw, kemudian berkata :

Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah Ta'ala  berfirman: "Sesungguhnya Aku telah mengampuni orang-orang yang melakukan nikah mut'ah pada umatmu dari kalangan wanita"

Terdapat dalam kitab mereka yang lain yaitu Mustadrakal-Wasail, hal. 452 oleh Ath-Thibrisi. Dijelaskan tentang keutamaan dan pahala yang diperoleh orang yang melakukan mut'ah. (Riwayat no. 17257), dia menyandarkan riwayat tersebut secara dusta kepada Imam Al-Baqir seperti berikut:

"Adakah orang yang melakukan mut’ahmendapat pahala? Dia (Al-Baqir) menjawab: "Jika dia melakukannya (mut'ah)karena Allah 'Azza wa Jalla  dan menyelisihi si fulan, maka Tidaklah dia(orang yang melakukan mut'ah) berbicara dengannya (perempuan yang dimut'ah)satu kalimah melainkan Allah memberikan kepadanya satu kebaikan. Tidaklah diamenghulurkan tangannya kepadanya melainkan Allah menuliskan untuknya satukebaikan. Bila dia menghampiri perempuan itu (bersetubuh), maka Allah Ta’alamengampunkannya dengan perbuatan tersebut. Bila ia mandi, maka Allahmengampunkannya sebanyak air yang mengalir di atas bulunya. Aku (perawi) berkata: “Sebanyak jumlah bulu? Dia menjawab: “Ya! Sebanyak jumlah bulu"

Kemudian pada riwayat no. 17258 yang disandarkan secara dusta kepada Imam Ash Shadiq, ia berkata

"Sesungguhnya Allah 'Azza Wa Jalla mengharamkan setiap minuman yang memabukkan atas Syi'ah kami, dan menggantinya dengan mut'ah."

Kemudian riwayat no. 17259 yang disandarkan secara dusta kembali kepada Al-Baqir, ia berkata:

Rasulullah saw bersabda: "Ketika Aku di-Isra-kan ke langit, Jibril menemuiku, lalu berkata: ''Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah 'Azza Wa Jalla  berfirman: "Sesungguhnya Aku telah mengampuni orang-orang yang melakukan nikah mut'ah pada umatmu dari kalangan wanita"

Disebutkan pula dalam Tafsir Minhajus Shadiqin oleh dedengkot FathullahAl-Kasyani seperti berikut :

"Barangsiapa melakukan mut'ah sekali dimerdekakan sepertiganya dari api neraka, barangsiapa melakukan mut'ah dua kali dimerdekakan dua pertiganya dari api neraka dan barangsiapa yang melakukan mut’ah tiga kali dimerdekakan total dirinya dari neraka."

Barang siapa yang telah ber tamattu'/mut'ahlalu langsung mandi junub , maka Allah akan memberikan ganjaran dari setiap tetes air mandinya 70 malaikat yang memintakan ampunan untuknya selama hari kiamat (Al Wasail. juz 1 halaman.16)

"Barangsiapa yang melakukan nikah mut'ah sekali maka dia telah selamat dari murka Allah Yang Maha Perkasa, barangsiapa melakukannya dua kali maka akan dikumpulkan bersama orang-orang yang berbakti dan barangsiapa yang melakukannya tiga kali maka akan berdesakan denganku (Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam) di Surga"

مَنْ تَمَتَّعَ مَرَّةً كَانَ دَرَجَتُهُ كَدَرَجَةِ الْحُسَيِنِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَمَنْ تَمَتَّعَ مَرَّتَيْنِ كَانَ دَرَجَتُهُ كَدَرَجَةِ الْحَسَنِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَمَنْ تَمَتَّعَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ كَانَ دَرَجَتُهُ كَدَرَجَةِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَمَنْ تَمَتَّعَ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ فَدَرَجُتُهُ كَدَرَجَتِي

"Barangsiapa yang melakukan nikah mut'ah sekali maka derajatnya seperti Husain alaihissalam,dan barangsiapa yang nikah mut'ah dua kali maka derajat seperti derajat Hasan alaihissalam dan barangsiapa yang nikah mut'ah tiga kali maka derajatnya seperti derajat Ali bin Abi Tholib alaihissalam dan barangsiapa yang nikah mutah empat kali sama seperti derajatku (nabi Muhammad)" Tafsir Manhaj Ash Shodiqin 2/493

مَنْ خَرَجَ مِنَ الدُّنْيَا وَلَمْ يَتَمَتَّعْ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَهُوَ أَجْدَعُ

Barang siapa yang keluar dari dunia(wafat) dan dia tidak nikah mut'ah maka dia datang pada hari kiamat sedangkan kemaluannya terpotong Tafsir manhaj ash shadiqin 2/489

"Sesungguhnya mut'ah itu adalah agamaku dan agama bapak-bapakku. Barangsiapa mengamalkannya maka ia mengamalkan agama kami dan yang mengingkarinya maka ia mengingkari agama kami, bahkan ia memelukagama selain agama kami. DAN ANAK HASIL MUT'AH LEBIH UTAMA DARI PADA ANAK DARI ISTRI DAIM (tetap). Dan yang mengingkari mut’ah adalah kafir murtad"

12.Rukun Mut’ah

Al-Kasyanidalam tafsirnya al-Minhaju al-Shadiqin halaman 357, menyebutkan : “…Ketahuilah bahwa rukun mut’ah itu ada lima(yaitu); Laki-laki, perempuan (calon yang akan mut’ah), mahar, penentuan waktu,sighat (ijab dan qabul)”.


KITAB –KITAB POKOK RUJUKAN SYI’AH

Sebenarnya dari mana umat Syi’ah mengambil ajaran agamanya? Mengapa kita sering mendengar kawan-kawan syiah berdalil dari Shahih Bukhari?
Sebagaimana Ahlussunah memiliki kitab hadits yang berasal dari Nabi,maka sebagai mazhab,syiah harus memiliki kitab-kitab yang berisi sabda para imam ahlul bait, mereka yang wajib diikuti bagi penganut syiah. Lalu mengapa syiah mengemukakan dalil dari kitab-kitab hadits sunni seperti shahih Bukhari dan Muslim? Mereka menggunakanhadits-hadits itu dalam rangka mendebat ahlussunah, bukan karena beriman padaisi hadits itu. Lalu apa saja rujukan syiah Imamiyah?

Syiah Imamiyah menganggap sabda 12 imam ahlulbait sebagai ajaran yang wajib diikuti,ini sesuai dengan ajaran mereka yang menganggap 12 imam ahlulbait sebagaipenerus risalah Nabi. Sabda-sabda tersebut tercantum dalam kitab-kitab syiah,namun sayangnya kitab-kitab itu tidak begitu dikenal atau tepatnya sengajatidak disebarluaskan oleh penganut syiah di Nusantara. Insya Allah kami akanmemudahkan pembaca untuk mendownload sebagian kitab rujukan mereka yang memuatsabda-sabda para imam ahlulbait. Tapi kita pasti penasaran untuk membaca sabdaahlulbait, karena salah satu murid Imam Ja’far As Shadiq yang bernama Zurarahmengatakan dalam sebuah riwayat dari Al Kisyi yang meriwayatkan dalam bukunyaRijalul Kisyi dengan sanadnya dari Muhammad bin Ziyad bin Abi Umair dari Alibin Atiyyah bahwa Zurarah berkata: jikaaku menceritakan seluruh yang kudengar dari Abu Abdillah (Ja’far Asshadiq) makalaki-laki yang mendengar perkataan Imam Ja’far pasti akan berdiri kemaluannya. RijalulKisyi hal 134 (kira-kira cerita apa yang dibawa oleh Imam Ja’far sehinggamembuat kemaluan berdiri?)

Literatur syiah yang dianggap sebagai literatur utama yang memuat riwayat sabda ahlulbaitada 8 kitab utama, ulama mereka menyebutnya dengan sebutan “al jawami’ ats tsamaniah” (kitab kumpulan yang delapan) ini sesuai dengan yang tercantum dalam kitab Muftahul Kutub Al Arba’ah jilid 1 hal 5 dan A’yanus Syiah jilid 1 hal 288. Dalam makalahnya yang berjudul metode praktis untuk pendekatan sunnah syiah (dimuat dalam masalah Risalatus Islam, juga dimuat bersama makalah lain yang diambildari majalah yang sama dengan judul “persatuan islam” hal 233, Muhammad ShalehAl Ha’iri mengatakan: kitab shahih imamiyah ada delapan, empat di antaranya ditulis oleh tiga orang yang bernama Muhammad yang hidup terdahulu, tiga lagiditulis oleh tiga orang yang bernama Muhammad yang hidup setelah tiga yangpertama, yang kedelapan ditulis oleh Al Husein Nuri Thabrasi.

Kitab pertama dan yang “tershahih” di antara delapan kitab di atas adalah AlKafi. Ini seperti disebutkan dalam kitab Adz Dzari’ah jilid 17 hal 245,Mustadrak Al Wasa’il jilid 3 ha 432, Wasa’il Asy Syi’ah jilid 20 hal 71.kitab-kitab di atas menyebutkan bahwa kitab Al Kafi adalah kitab yang tershahihdari empat kitab utama mereka, karena kitab Al Kafi ditulis pada era GhaibahSughra, yang mana saat itu masih mungkin untuk mengecek validitas riwayat yangada dalam kitab itu. karena pada era ghaibah sughra imam mahdi masih dapatdihubungi melalui “duta yang empat”yang dapat berhubungan dengan imam mahdi dan menerima seperlima bagian dariharta syi’ah.

Jumlah riwayat kitab Al Kafi ada 16099, seperti diterangkan dalam kitab A’yanus Syi’ahjilid 1 hal 280. Kitab Al Kafi dijelaskan oleh para Ulama Syi’ah, di antaranyaadalah Al Majlisi –penulis Biharul Anwar- yang menulis penjelasan kitab Al Kafidan diberi judul Mir’aatul Uquul.Dalam kitabnya itu Majlisi juga menilai validitas hadits Al Kafi, di antarahadits yang dianggapnya shahih adalah hadits yang menerangkan bahwa Al Qur’antelah diubah. Berikut terjemahan nukilan dari Mir’atul Uqul:

Abu Abdillah berkata: “Al Qur’an yang diturunkan Jibril kepada Muhammad adalah 17 ribu ayat”. AlKafi jilid 2 hal 463. Muhammad Baqir Al Majlisi berkata bahwa riwayat iniadalah muwathaqah. Lihat di Mir’atul Uqul jilid 2 hal 525.

Begitu jugaada kitab lain yang berisi penjelasan riwayat Al Kafi, yaitu Syarh Jami’ yangditulis oleh Al Mazindarani begitu juga terdapat kitab yang berjudul As Syafi fi Syarhi Ushulil Kafi, adalagi kitab yang judulnya At Ta’liqah AlaKitabil Kafi yang ditulis oleh Muhammad Baqir Al Husaini, tapi hanyamenjelaskan sampai Kitabul Hujjah saja. Ada lagi kitab Al Hasyiyah Ala Ushulil Kafi karangan Rafi’uddin Muhammad bin Haidar An Na’ini, juga Badruddin bin Ahmad Al HusainiAl Amili.. Sementaraitu Ali Akbar Al-Ghifari, pentahqiq kitab Al-Kafi menyatakan: “Madzhab Imamiyah telah sepakat bahwa seluruhisi kitab Al-Kafi adalah shahih.”

Diantara isiatau bab kitab utama Syi’ah (Al-Kafi) memuat :
Bab Wajib taat kepada para imam.
Bab para imam adalah pembawa petunjuk.
Bab para imam adalah pembawa perintah Allahdan penyimpan ilmu-Nya.
Bab Para imam adalah cahaya Allah.
Bab para imam adalah tiang bumi.
Bab bahwa ayat yang disebutkan oleh Allahdalam kitab-Nya adalah para imam.
Bab bahwa ahli dzikir yang diperintahkan bagimanusia untuk bertanya pada mereka adalah para imam.
Bab bahwa orang yang diberikan ilmu yangdisebutkan dalam Al-Qur’an adalah para imam.
Bab bahwa orang yang dalam ilmunya adalahpara imam.
Bab bahwa Al-Qur’an menunjukkan pada imam.
Bab para imam mewarisi ilmu Nabi Muhammad danseluruh Nabi dan washi sebelumnya.
Bab para imam memiliki seluruh kitab suciyang diturunkan oleh Allah.
Bab tidak ada yang mengumpulkan Al-Qur’anyang lengkap selain para imam, dan mereka mengetahui ilmu Al-Qur’an seluruhnya.
Bab para imam memiliki mukjizat para Nabi.
Bab para imam memiliki senjata danbarang-barang peninggalan Nabi.
Bab jumlah para imam bertambah pada malamjum’at.
Bab para imam jika mereka ingin mengetahuisesuatu mereka pun akan dapat mengetahuinya.
Bab bahwa para imam mengetahui kapan merekamati, dan mereka hanya mati pada saat mereka berkehendak.
Bab para imam akan memberitahukan rahasiaorang walaupun mereka tidak diberitahu.
Bab bumi dan seisinya adalah milik para imam.
Bab para imam mengetahui seluruh ilmu yangdiberikan pada malaikat, Nabi dan Rasulullah ‘Alaihis salam.
Bab Para imam mengetahui apa yang telahterjadi dan apa yang belum terjadi, tidak ada sesuatu pun yang tidak merekaketahui.
Kitab kedua adalah Man la Yahdhuruhul Faqih  yang ditulis oleh Muhammad bin Babawaih AlQummi, yang juga dikenal dengan sebutan As Shaduq, keterangan mengenai kitabini adapat dilihat dalam kitab Raudhatul Jannat jilid 6 hal 230-237, A’yanusSyi’ah jilid 1 hal 280, juga dalam Muqaddimah kitab Man La Yahdhuruhul Faqih,kitab ini memuat 176 bab, yang pertama adalah bab Thaharah dan ditutup denganbab Nawadir. Kitab ini memuat 9044 riwayat.
Disebutkandalam pengantar bahwa penulisnya sengaja menghapus sanad dari setiap riwayatagar tidak terlalu memperbanyak isi kitab, juga disebutkan bahwa penulisnyamengambil riwayat untuk ditulis dalam buku ini dari kitab-kitab yang terkenaldan dapat diandalkan, penulis hanya mencantumkan riwayat yang diyakinivaliditasnya. Ditambah lagi dengan kitab Tahdzibul Ahkam, keterangan mengenaikitab ini dapat ditemui dalam kitab mustadrakul wasa’il jilid 4 hal 719, kitabadzari’ah jilid 4 hal 504, juga dalam pengantar tahdzibul ahkam sendiri. Kitabini ditulis untuk memecahkan kontradiksi yang terjadi pada banyak sekaliriwayat syiah, kitab ini berisi 393 bab.
Begitu jugakitab Al Istibshar, yang terdiri dari tiga jilid, dua jilid memuatbab ibadah, sementara pembahasan fiqih lainnya dicantumkan pada jilid ketiga.Kitab ini memuat 393 bab, dalam kitabnya ini penulis hanya mencantumkan 5511hadits dan mengatakan: saya membatasinya supaya tidak terjadi tambahan maupunpengurangan. Sementara dalam kitab Adz Dzari’ah ila Tashanifisy Syi’ahdisebutkan bahwa jumlah haditsnya ada 6531, berbeda dengan penuturan penulisnyasendiri. Silahkan dirujuk ke Ad Dzari’ah jilid 2 hal 14, A’yanus Syi’ah jilid 1hal 280, pengantar Al Istibshar, tulisan Hasan Al Khurasan. Kedua kitab di atas– Tahdzibul Ahkam dan Al Istibshar- adalah karya ulama tersohor syiah yangbergelar “ Syaikhut Tha’ifah” yaitu Abu Ja’far Muhamamd bin Hasan Al Thusi (wafat360 H). Al Faidh Al Kasyani dalam Al Wafi jilid 1 hal 11 mengatakan: seluruhhukum syar’i hari ini berporos pada empat kitab pokok, yang seluruh riwayatyang ada di dalamnya dianggap shahih oleh penulisnya.
Agho Barzak Tahrani – salah satu mujtahid syiah masa kini- mengatakan dalam kitab AdzDzari’ah jilid 2 hal 14 : empat kitab ditambah dengan kitab kumpulan hadits adalah dasar bagi hukum syar’I hingga saat ini.          

Pada abad 11 Hijriah para ulamasyiah menyusun beberapa kitab, empat di antaranya disebut oleh ulama syiah hariini dengan : Al Majami’ Al Arba’ah Al Mutaakhirah” (empat kitab kumpulan haditsbelakangan); empat kitab itu adalah: Al Wafi yang disusun oleh Muhamad binMurtadha yang dikenal dengan julukan Mulla Muhsin Al Faidh Al Kasyani –wafattahun 1091 H– terdiri dari tiga jilid tebal, dicetak di Iran, memuat 273 bab.Muhammad Bahrul Ulum mengatakan bahwa kitab Al Wafi memuat 50 000 hadits (lihatfootnoote kitab Lu’lu’atul Bahrain hal 122) sementara Muhsin Al Amin mengatakanbahwa Al Wafi memuat 44244 hadits, bisa dilihat dalam A’yanus Syi’ah.

Lalu kitab Biharul Anwar Al Jami’ah Li Durar Akhbar Aimmatil At-har karya Muhammad BaqirAl Majlisi –wafat tahun 1110 atau 1111 H-. Ulama syiah menyatakan bahwa BiharulAnwar adalah kitab terbesar yang memuat hadits dari kitab-kitab rujukan syiah,bisa dilihat keterangan mengenai kitab ini dalam Adz Dzari’ah jilid 3 hal 27,juga A’yanus Syi’ah jilid 1 hal 293. selain itu juga ada kitab wasa’ilus syi’ahila tahsil masa’ilisy syari’ah yang disusun oleh Muhammad bin Hasan Al Hurr AlAmili, yang dianggap sebagai kitab terlengkap yang memuat hadits hukum fiqihbagi syiah imamiyah.

Dalam kitab ini terkumpul riwayat dari kitab empat utama dan ditambah dengan riwayat laindari kitab-kitab lain yang dianggap sebagai rujukan, yangkonon jumlahnyamencapai tujuh puluh kitab-seperti dikatakan oleh penulis kitab Adz Dzari’ah.Tetapi Syirazi dalam pengantar kitab wasa’il menyebutkan jumlah kitab yangmenjadi rujukan adalah 180 kitab lebih, Al Hurr Al Amili menyebutkan judul-judulkitab yang menjadi rujukannya yang berjumlah lebih dari delapan puluh kitab,dia juga menyebutkan bahwa dia mengambil rujukan dari kitab0kitab selain yangtelah disebutkan, tetapi dia merujuknya dengan perantaraan nukilan kitab lain.Silahkan merujuk pada Muqaddimatul Wasa’il yang situlis oleh Asyirazi, begitujuga A’yanus Syi’ah jilid 1 hal 292-293, Adz Dzari’ah jilid 4 hal 352-353,Wasa’ilusy Syi’ah jilid 1 hal 408, jilid 20 hal 36-49.

Jadi Syi’ah setidaknyamemiliki empat referensi utama dalam membangun alirannya. Yaitu :

1. Al-Kafi yangditulis oleh Muhammad bin Ya’qub bin Ishaq Al-Kulaini. Dia adalah seorang ulamaSyi’ah terbesar di zamannya. Dalam kitab itu terdapat 16.199 hadits. Menurutkalangan Syi’ah, Al-Kafi adalah kitab yang paling terpercaya.

2. Man LaaYahdhuruhu Al-Faqih, dikarang oleh Muhammad bin Babawaihal-Qummi. Terdapat di dalamnya 3.913 hadits musnad dan 1.050 hadits mursal.

3. At-Tahzib diitulisoleh Muhammad At-Tusi yang dijuluki LautanIlmu.

4. Al-Istibshar, jugaditulis oleh Al-Qummi mencakup 5.001 hadits.


Bersambung ...>>>>

MENGENAL SYI'AH ; SEJARAH, AJARAN, KEYAKINAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA (Bag-3)


PENGKHIANATAN DAN KEKEJAMAN SYI’AH

Sejak awal kemunculannya Syi’ah, yang menjadi target dan incaran mereka adalah ahlus-sunnah(sunni). Hal ini dilandasi oleh keyakinan yang mengkafirkan dan menghalalkan darah orang atau kelompok yang berada diluar mereka.

Dalam kitab wafayat al-A’yan (II/192), Ibnu Khalikan menceriterakan tentang seorang juru dakwah Syi’ah yang bernama Husain bin Ahmad bin Muhammad bin Zakariya ash-Shan’any, yang mempunyai julukan Abu Abdillah Asy-Syi’i saat masuk wilayah Afrika. Ia terus melakukan kegiatan dakwah disana hingga ia berhasil menguasainya.

Abu Abdillah Asy-Syi’I inilah yang berhasil meyakinkan kaum muslimin untuk menerima Abu Ubaidullah al-Qaddah sebagai imam dakwah, sehingga mereka membai’atnya. Lalu Ubaidullah ini menggelari dirinya sebagai al-Mahdi dan mendirikan daulah Ubaidiyah yang kemudian lebih dipopulerkan dengan sebutan Daulah Fathimiyyah. Padahal pada hakekatnya merupakan daulah yang beraliran kebathinan.

Diantara kejahatan yang dilakukan oleh Ubaidullah ini, suatu kali kudanya masuk kedalam masjid. Lalu rekan-rekannya ditanya tentang hal tersebut, mereka menjawab, “Sesungguhnya kencing dan kotoran kuda itu suci, sebab ia adalah tunggangan al-Mahdi. Pengurus masjid tersebut mengingkarinya ucapan tersebut. Maka reka-rekan Ubaidullah membawanya kehadapan al-Mahdi (Ubaidullah). Dan Akhirnya pengurus masjid itupun dibunuhnya. Ibnu Adzara berkata, “Sesungguhnya diakhir hayatnya Ubaidullah ditimpa sebuah penyakit yang sangat mengerikan yaitu adanya cacing yang keluar dari duburnya dan kemudian memakan kemaluannya. Begitulah keadaannya sampai kematian merenggutnya” (lihat Akhbar Muluk Bani Ubaid tulisan Ash-Shanhaji hal.96).

Abu Syamah (Al-Raudhatain fi akhbarial-Daulatain hal.201) berkomentar tentang sosok Ubaidullah ini dan mengatakan, “Ia adalah seorang zindik (kafir), dan merupakan musuh Islam. Menunjukkan diri sebagai Syi’ah dan berupaya keras untuk menghilangkan agama Islam. Ia banyak membunuh para fuqaha, ahli hadits, orang-orang shaleh. Diantara ulama yang mereka bunuh adalah Abu Bakar an-Nabilisi, Muhammad binal-Hubulli, juga Ibnu Khairun Abu ja’far Muhammad bin Khairun al-Mu’afiri.

Melalui rekaman sejarah yang telah dipaparkan oleh sebagian ulama, menyerahkan amanat dan kepemimpinan (jabatan) kepada kaum Syi’ah merupakan tindakan bunuh diri yang akan membahayakan umat (Islam). Karena sejarah telah membuktikan pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap kaum muslimin, khususnya kepada Ahlus-sunnah (sunni).


TRAGEDI DAN TANAH KARBALA

Saat membicarakan peristiwa darah di Karbala, maka semua tertuju pada sosok Huseinbin Ali bin Abi Thalib sebagai syuhada dan pahlawan, sementara Yazid bin Mu’awiyah seolah  sebagai pembantai dan penghianat.       Bahkan bagi kaum Syi’ah tersebut dijadikan tonggak sejarah untuk membangkitkan dendam kesumat terhadap kekhalifahan Yazid. Benarkah tragedy Karbala yang terus-menerus dipropagandakan kaum Syi’ah merupakan tindakan khalifah Yazid bin Mu’awiyah terhadap Husain bin Ali bin Abi Thalib?

Sayyid Muhsin Al-Amin seorang ulama Syi’ah dalam bukunya A’yanus-Syi’ah (1 :34), menulis : “Saat Muslim bin Aqil, panglima tentara Husain bin Ali terbunuh, makaHusain menuntut para pendukungnya untuk memenuhi janji membela Al-Husain. Jika tidak, Husain akan meninggalkan Kufah, pulang ke Makkah. Ternyata kaun Syi’ah yang semula berjanji membela Husain, malah meninggalkannya. Mereka menentang dan menyerahkan Husain kepada musuh, sampai Husain terbunuh bersama beberapa keluarganya. Kemudian 20.000 orang Irak yang semula membai’at Husain ternyata mengkhianatinya bahkan melawannya. Mereka mengingkari bai’at yang dinyatakannya dan sekaligus membunuhnya.

Senada dengan pernyataan diatas, tokoh Syi’ah keturunan Yahudi Al-Ya’qubi dalam bukunya Tarikh al-Ya’qubi (1/235) menyatakan,“bahwa setelah penduduk Kufah berhasil membunuh Husain, mereka merampok hartanya, merampas wanita-wanita keluarganya dan memboyong mereka ke Kufah …”

Dari pernyataan atau pengakuan dua ulama besar Syi’ah, bias kita katakan bahwa tragedy Karbala merupakan drama pengkhianatan Syi’ah terhadap ahlul-bait. Dan untuk memanipulasi sejarah mereka menyelenggarakan peringatan tragedy tersebut dengan melakukan pemukulan badan atau penyiksaan diri. Hal inipun dilakukan bukan oleh para pemimpinnya atau kalangan tokoh-tokohnya, melainkan dilakukan oleh rakyat jelata.

Disamping itu untuk mengelabui, mereka jadikan tanah Karbala tempat gugurnya Husain sebagai tempat sangat disucikan. Bahkan tanah Karbala menurut Syi’ah lebih utama dari pada Ka’bah. Disebutkan dalam al-Bihar, dari Abi Abdullah, berkata, Sesungguhnya Allah menurunkan wahyunya kepada Ka’bah dengan mengatakan, “Jika bukan karena tanah Karbala, Aku tidak mengutamakanmu. Jika bukan imam yang bersemayam ditanah Karbala, Aku tidak menciptakanmu. Aku tidak menciptakan masjid yang engkau banggakan, diamlah kamujangan bertingkah, jadilah kamu tumpukan dosa, hina, yang dihinakan dan jangan sombong kepada tanah Karbala, jika tidak, Aku hempaskan kau ke neraka Jahannam..”


SYI’AH DARI MASA KE MASA

 Dibawah ini adalah ringkasan sejarah kelompok Rafidhah (sebutan yang diberikan para ulama terhadap aliran Syi’ah), kanker yang menggerogoti umat islam dan penyakit yang menular, dibawah ini merupakan sebagian dari peristiwa-peristiwa nyata dan penting yang pernah dilalui dalam sejarah mereka. Semoga ringkasan singkat ini mampu membuka pandangan mayoritas Ahlus Sunnah yang telah termakanisu dan slogan-slogan pendekatan antara Islam dan Rafidhah.

14 H.Pada tahun inilah pokok dan asas dari kebencian kaum Rafidhah terhadap Islamdan kaum muslimin, karena pada tahun ini meletus perang Qadisiyyah yangberakibat takluknya kerajaan Persia Majusi, nenek moyang kaum Rafidhah. Padawaktu itu kaum muslimin dibawah kepemimpinan Umar bin Khattab ra.
16 H. Kaum muslimin berhasil menaklukkan ibu kota kekaisaran Persia, Mada’in. Dengan inihancurlah kerajaan Persia. Kejadiaan ini masih disesali oleh kaum Rafidhahhingga saat ini.
23 H. Abu Lu’lu’ah Al-Majusi yang dijuluki Baba ‘Alauddin oleh kaum Rafidhah membunuh khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu. Dan ini merupakan salah satu simbol mereka dalam memusuhiIslam.
34 H.Munculnya Abdullah bin saba’, si yahudi dari yaman yang dijuluki Ibnu Sauda’ berpura-pura masuk Islam, tapi menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Dia menggalang kekuatan dan melancarkan provokasi melawan khalifah ketiga Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu hingga khalifah tersebut dibunuh oleh para pemberontak karena fitnah yang dilancarkan oleh Ibnu Sauda’ (Abdullah bin Saba’) pada tahun 35 H. Keyakinan yang diserukan oleh Abdullah bin Saba’ ini berasal dari pokok-pokok ajaran Yahudi, Nasrani dan Majusi yaitu menuhankan Alibin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, wasiat, raj’ah, wilayah, keimamahan, bada’dan lain-lain.
36 H.Malam sebelum terjadinya perang Jamal, kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai. Mereka bermalam dengan sebaik-baik malam sementara Abdullah bin Saba’beserta pengikutnya bermalam dengan penuh kedongkolan. Lalu dia membuat provokasi kepada kedua belah pihak hingga terjadilah fitnah seperti yang diinginkan oleh Ibnu Saba’. Pada masa kekhilafahan Ali bin Abi Thalib, kelompok Abdullah bin Saba’ datang kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu seraya berkata, “Kamulah, kamulah!!” Ali bin Abi Thalib menjawab: “Siapakah saya?”,mereka berkata: “Kamulah sang pencipta!”, lalu Ali bin Abi Thalib menyuruh mereka untuk bertaubat tapi mereka menolak. Kemudian Ali bin Abi Thalib menyalakan api dan membakar mereka.
41 H.Tahun ini adalah tahun yang paling dibenci oleh kaum Rafidhah karena tahun ini dinamakan tahun jama’ah (tahun persatuan) kaum muslimin dibawah pimpinan sang penulis wahyu, khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘anhu, dimana Hasan bin Ali bin Abi Thalib menyerahkan kekhilafahan kepada Mu’awiyah. Maka dengan ini surutlah tipu daya kaum Rafidhah.
61 H. Pada tahun ini Husein bin Ali Radhiyallahu ‘anhu terbunuh di karbala yaitu pada harike-10 bulan muharram setelah ditinggalkan oleh para penolongnya dan diserahkan kepada pembunuhnya.
260H. Hasan Al-Askari meninggal dunia, namun kaum Rafidhah menyangka bahwa imam ke-12 yang ditunggu-tunggu (Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari) telah bersembunyi di sebuah sirdab (ruang bawah tanah) di samurra’ dan akan kembali lagi ke dunia.
277H. Munculnya gerakan Al-Qaramithah beraliran Rafidhah didaerah kufah dibawah kendali Hamdan bin Asy’ats yang dikenal dengan julukan Qirmith.
278H. Munculnya gerakan Al-Qaramithah beraliran Rafidhah didaerah Bahrain dan Ahsa’ yang dipelopori oleh Abu Sa’id Al-Janabi.
280H. Munculnya kerajaan Zaidiyah beraliran Rafidhah diSha’dah dan Shan’a daerah Yaman, dibawah kepemimpinan Al-Husein bin Al-QasimAr-Rasiy.
297H. Munculnya kerajaan Ubaidiyin di Mesir dan Maghrib (Maroko) yang didirikan oleh Ubaidillah bin Muhammad Al-Mahdi.
317 H. AbuThahir Ar-Rafidhi Al-Qurmuthi sampai dan memasuki kota Mekah pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) lalu membunuh para jamaah haji di masjidil Haram serta mencongkel hajar Aswad dan membawanya ke tempat ibadah mereka di Ahsa’. Dan hajar Aswad itu berada disana sampai tahun 355 H. Kerajaan mereka tetap eksis diAhsa’ hingga tahun 466 H. Pada tahun ini berdirilah kerajaan Hamdaniyah di Mousul dan Halab kemudian tumbang pada tahun 394 H.
329H. Pada tahun ini Allah telah menghinakan kaum Rafidhah karena pada tahun ini dimulailah Ghaibah Al-Kubra atau menghilang selamanya.Menurut mereka, imam Rafidhah yang ke-12 telah menulis surat dan sampai kepadamereka yang bunyinya: “Telah dimulailah masa menghilangku dan aku tidak akan kembali sampai masa yang diizinkan oleh Allah, maka barangsiapa yang mengatakan bahwa dia telah berjumpa denganku maka dia adalah pendusta dan telah tertipu.”Semua ini mereka lakukan dengan tujuan menghindari akan banyaknya pertanyaan orang-orang awam kepada ulama mereka tentang keterlambatan Imam Mahdi keluar dari persembunyiannya.
320-334H. Munculnya kerajaan Buwaihiyah beraliran Rafidhah didaerah Dailam yang didirikan oleh Buwaih bin Syuja’. Mereka membuat kerusakan-kerusakan di kota Baghdad, Iraq, sehingga orang-orang bodoh pada masa itu mulai berani memaki-maki para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum.
339H. Hajar Aswad dikembalikan ke Mekkah atas rekomendasi dari pemerintahan Ubaidiyah di mesir.
352 H.Pemerintahan Buwaihiyun mengeluarkan peraturan untuk menutup pasar-pasar pada tanggal 10 muharram dan meliburkan semua kegiatan jual beli. Lalu para wanitakeluar rumah tanpa mengenakan jilbab dengan memukul-mukul diri mereka dipasar-pasar. Pada saat itulah pertama kali dalam sejarah diadakan perayaan kesedihan atas meninggalnya Husein bin Ali bin Abi Thalib.
358H. Kaum Ubaidiyun beraliran Rafidhah menguasai Mesir. Salah satu pemimpinya yang terkenal adalah Al-Hakim Biamrillah yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan menyeru kepada ajaran reinkarnasi. Dengan runtuhnya kerajaan ini pada tahun 568 H muncullah gerakan Druz yang berfaham kebatinan.
402H. Keluarnya pernyataan kebatilan nasab Fatimah yang digembar-gemborkan oleh penguasa kerajaan Ubaidiyah di Mesir dan menjelaskan ajaran mereka yang sesat dan mereka adalah zindiq dan telah dihukumi kafir oleh seluruh ulama’ kaum muslimin.
408H. Penguasa kerajaan Ubaidiyah di Mesir yang bernamaAl-Hakim Biamrillah mengklaim bahwa dirinya adalah Tuhan. Salah satu dari kehinaannya adalah dia berniat untuk memindahkan kubur Nabi Sallallahu ‘AlaihiWasallam dari kota madinah ke mesir sebanyak 2 kali. Yang pertama adalah ketika dia disuruh oleh beberapa orang zindik untuk memindahkan jasad Nabi SallallahuAlaihi Wasallam ke Mesir. Lalu dia membangun bangunan yang megah dan menyuruh Abul Fatuh untuk membongkar kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu masyarakat tidak rela dan memberontak sehingga membuat dia mengurungkan niatnya. Yang kedua ketika mengutus beberapa orang untuk membongkar kuburan Nabi. Utusan ini tinggal didekat mesjid dan membuat lobang menuju kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Lalu makar itupun ketahuan dan utusan tersebut dibunuh.
483H. Munculnya gerakan Al-Hasyasyin yang menyeru kepada kerajaan Ubaidiyah berfaham Rafidhah di Mesir didirikan oleh Al-Hasan As-Shabah yang berketurunan darah persia. Dia memulai dakwahnya di wilayah persia tahun 473 H.
500H. Penguasa Ubaidiyun membangun sebuah bangunan yang megahdi Mesir dan diberi nama mahkota Al-Husein. Mereka menyangka bahwa kepalaHusein bin Ali bin Abi Thalib dikuburkan di sana. Hingga saat ini banyak kaumRafidhah yan pergi berhaji ke tempat tersebut. Kita bersyukur kepada Allah atasnikmat akal yang diberikan kepada kita.
656H. Penghianatan besar yang dilakukan oleh Rafidhah pimpinanNasiruddin At-Thusi dan Ibnul Alqomi yang bersekongkol dengan kaum Tartar Mongolia sehingga kaum Tartar masuk ke Baghdad dan membunuh lebih dari 2 juta muslim dan membunuh sejumlah besar dari Bani Hasyim yang seolah-olah dicintaioleh kaum Rafidhah. Pada tahun yang sama muncullah kelompok Nushairiyah yang didirikan oleh Muhammad bin Nusair berfaham Rafidhah Imamiyah.
907H. Berdirinya kerajaan Shafawiyah di Iran yang didirikan oleh Syah Ismail bin Haidar Al-Shafawi yang juga seorang Rafidhah. Dia telahmembunuh hampir 2 juta muslim yang menolak memeluk madzhab Rafidhah. Pada saat masuk ke Baghdad dia memaki-maki Khulafa’ Rasyidin di depan umum dan membunuh siapa saja yang tidak mau memeluk madzhab Rafidhah. Tak ketinggalan pula diamembongkar banyak kuburan orang-orang Sunni (Ahlus Sunnah) seperti kuburan ImamAbu Hanifah.
Termasuk peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan Shafawiyah adalah ketika Shah Abbas berhaji ke Masyhad untuk menandingi dan memalingkan orang-orang yang melakukan haji ke Mekah. Pada tahun yang sama Shadruddin Al-Syirazi memulai dakwahnya kepada madzhab Baha’iyah. Mirza Ali Muhammad Al-Syirazi mengatakan bahwa Allah telah masuk ke dalam dirinya, setelah mati dia digantikan oleh muridnya Baha’ullah. Sementara itu di India muncul kelompok Qadiyaniyahpimpinan Mirza Ghulam Ahmad yang mengatakan bahwa dirinya ialah Nabi dankeyakinan-keyakinan lainnya yang batil. Kerajaan Safawiyah berakhir pada tahun1149 H.
1218H. Seorang Rafidhah dari Irak datang ke daerah Dar’iyah diNajd dan menampakkan kesalehan serta kezuhudannya. Pada suatu hari, dia shalat di belakang Imam Muhammad bin Su’ud lalu diapun membunuhnya ketika sedang sujud dalam shalat Ashar dengan menggunakan belati yang disembunyikan dan telah dipersiapkannya. Semoga Allah memerangi kaum Rafidhah para pengkhianat.
1289H. Pada tahun ini buku Fashlul Khitab fi Itsbati Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab (kalimat penjelas bahwa kitab Allah telah diselewengkan dandiubah) karangan Mirza Husain bin Muhammad An-Nuri At-Thibrisi. Kitab inimemuat pendapat dan klaim-klaim Rafidhah bahwasanya Al-Qur’an yang ada saat initelah diselewengkan, dikurangi dan ditambah.
1366H. Sebuah majalah Rafidhah dengan nama Birajmil Islamterbit dengan memuat syair-syair yang mengutamakan tanah karbala atas Mekkah Al-Mukarramah.
Iakarbala tanah membentang, thawaflah tujuh kali pada tempat kediamannya,
Tanah mekkah tak memiliki keistimewaan dibanding keistimewaannya,
Sebongkah tanah, meski hamparan gersang adanya,
Mendekat dan mengangguk-angguk bagian atasnya kepada bagian yang dibawahnya.
1389H. Khomeini menulis buku Wilayatul faqih dan Al-HukumahAl-Islamiyah. Sebagian kekafiran yang ada pada buku tersebut (Al-HukumahAl-Islamiyah, hal. 35) : Khomeini berkata bahwa termasuk keyakinan pokok dalammadzhab kami adalah bahwa para imam kami memiliki posisi yang tidak dapatdicapai oleh para malaikat dan para Nabi sekalipun.
1399H. Berdirinya pemerintahan Rafidhah di Iran yang didirikanoleh penghianat besar Khomeini setelah berhasil menumbangkan pemerintahan Syahdi Iran. Ciri khas negara Syi’ah Iran ini adalah mengadakan demonstrasi dantindakan anarkis atas nama revolusi Islam di tanah suci Mekah pada hari muliayaitu musim haji pada setiap tahun.
1400H. Khomeini menyampaikan pidatonya pada peringatan lahirnyaImam Mahdi fiktif mereka pada tanggal 15 sya’ban. Sebagian pidatonya berbunyidemikian : “Para Nabi diutus Allah untuk menanamkan prinsip keadilan di mukabumi tapi mereka tidak berhasil, bahkan Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yangdiutus untuk memperbaiki kemanusiaan dan menanamkan prinsip keadilan tidakberhasil.. yang akan berhasil dalam misi itu dan menegakkan keadilan di mukabumi serta dapat meluruskan segala penyimpangan adalah Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu….”Begitulah menurut Khomeini para Nabi telah gagal, termasuk Nabi MuhammadSallallahu ‘Alaihi Wasallam sementara revolusi kafirnya dianggapnya sebagai suatukeberhasilan dan keadilan.
1407H. Jamaah haji iran mengadakan demonstari besar-besaran dikota Mekah pada hari jum’at di musim haji tahun 1407 H. Mereka melakukan tindakan perusakan di kota Mekah sepertiyang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka kaum Al-Qaramithah, merekamembunuh beberapa orang aparat keamanan dan jamaah haji, merusak dan membakartoko, menghancurkan dan membakar mobil-mobil beserta mereka yang ada didalamnya. Jumah korban saat itu mencapai 402 orang tewas, 85 dari mereka adalahaparat keamanan dan penduduk Saudi.
1408H. Mu’tamar Islam yang diadakan oleh Liga Dunia Islam diMekah mengumumkan fatwa bahwa Khomeini telah kafir.
1409H. Pada musim haji tahun ini kaum Rafidhah meledakkanbeberapa tempat di sekitar Masjidil Haram di kota Mekah. Mereka meledakkan bomitu tepat pada tanggal 7 Dzulhijjah dan mengakibatkan tewasnya seorang jamaahhaji dari Pakistan dan melukai 16 orang lainnya serta mengakibatkan kerusakanmateri yang begitu besar. 16 pelaku insiden itu berhasil ditangkap dan dijatuhihukuman mati pada tahun 1410 H.
1410H. Khomeini meninggal dunia, semoga Allah memberinyabalasan yang setimpal. Kaum Rafidhah membangun sebuah bangunan diataskuburannya yang menyerupai ka’bah di Mekah,
Dan akansenantiasa terus berulang sejarah tentang peristiwa dan pengkhianatan merekadengan tujuan menghancurkan islam dan melemahkan kita kaum muslimin,
               

PERBEDAAN MENDASAR  ANTARA SUNNI-SYI’AH

Banyak yang menyangka dan berpendapat bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah (sunni) dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) atau Syi’ah Rafidhah dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan PERSIS atau Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i dengan Madzhab Maliki.
Karenanyadengan adanya “ribut-ribut” masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agarperbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya merekaberharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakanpendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah danSunni tidak dilakukan ?.

Oleh karena itu,disaat Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dantidak ikut berkiprah. Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakanminimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah(Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yangmereka ketahui.

Semua itudikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah ImamiyahItsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahamipersoalan yang sebenarnya. Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumberdari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiahseperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i.

Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalahFuru’iyah saja. Sedang perbedaan antara Sunni dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (baca : Islam dan Syi’ah) maka perbedaan-perbedaannya disamping dalamFuruu’ juga dalam Ushuul.

Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur'an mereka juga berbeda dengan Al-Qur'an kita(Ahlussunnah).

Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura(taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur'annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.
Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama sunni mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri.

Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Sunni dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah(Ja’fariyah).

Sunni : Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a)      Syahadatain
b)      As-Sholah
c)      As-Shoum
d)      Az-Zakah
e)      Al-Haj
Syi’ah : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a)      As-Sholah
b)      As-Shoum
c)      Az-Zakah
d)      Al-Haj
e)      Al wilayah

Sunni : Rukun Iman ada 6 (enam) :
a)      Iman kepadaAllah
b)      Iman kepadaMalaikat-malaikat Nya
c)      Iman kepadaKitab-kitab Nya
d)      Iman kepadaRasul Nya
e)      Iman kepadaYaumil Akhir / hari kiamat
f)       Imankepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Syi’ah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*
a)      At-Tauhid
b)      An Nubuwwah
c)      Al Imamah
d)      Al Adlu
e)      Al Ma’ad

Sunni : Dua kalimat syahadat
Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailahaillallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebutimam mereka.

Sunni : Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman.Adapun jumlah imam-imam sunni tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampaihari kiamat.
Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas(12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Syi’ah  : Percaya kepada dua belas imam-imam mereka,termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belasimam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiahdianggap kafir dan akan masuk neraka.

Sunni  : Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah :
a)      Abu Bakar
b)      Umar
c)      Utsman
d)      AliRadhiallahu anhum
Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakuioleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib(padahal Imam Ali sendiri membai'at dan mengakui kekhalifahan mereka). 

Sunni  : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidakmempunyai sifat Ma’shum.
Syi’ah  : Para imam yang jumlahnya dua belas tersebutmempunyai sifat Ma'’hum, seperti para Nabi.

Sunni  : Dilarang mencaci-maki para sahabat.
Syi’ah : Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syiahberkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat, mereka menjadimurtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabatmembai'at  Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.

Sunni  :  Siti Aisyah dan Siti Hafshah istriRasulullah saw sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Mu’minin.
Syi’ah : Siti Aisyah dan Siti Hafshah dicaci-maki, difitnah,bahkan dikafirkan.

Sunni  : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran danrujukan sunni adalah Kutubus-sittah :
a)      Bukhari
b)      Muslim
c)      Abu Daud
d)      Turmudzi
e)      Ibnu Majah
f)       AnNasa’i
Syi’ah : Kitab-kitab utama Syi’ah ada empat :
a)      Al Kaafi
b)      Al Istibshor
c)      Man Laa YahDhuruhu Al Faqih
d)      Att Tahdziib(lihat kitab rujukan Syi’ah) 

Sunni : Al-Qur'an tetap orisinil
Syi’ah : Al-Qur'an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulamaSyiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).

Sunni : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepadaAllah dan Rasul Nya. Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taatkepada Allah dan Rasul Nya.
Syi’ah  : Surgadiperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orangtersebut tidak taat kepada Rasulullah. Neraka diperuntukkan bagi orang-orangyang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.

Sunni : Aqidah Raj’ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah besok diakhir zaman sebelumkiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balasdendam kepada musuh-musuhnya.
Syi’ah : Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan: bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya.Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, SitiFatimah serta Ahlul Bait yang lain.
Setelah mereka semuanya bai'at kepadanya,diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orangtersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.

Sunni: Tanah suci adalah Mekkah dan Medinah (al-haramain)
Syi’ah: Tanah suci adalah Kufah, Karbala dan Qum

Sunni  : Mut’ah (kawinkontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram.
Syi’ah : Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. HalalnyaMut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agarmasuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin AbiThalib.

Sunni : Khamer/ arak tidak suci.
Syi’ah : Khamer/ arak suci.

Sunni : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidaksuci.
Syi’ah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap sucidan mensucikan.

Sunni :  Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangankiri hukumnya sunnah.
Syi’ah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kirimembatalkan shalat.

Sunni  : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalatadalah sunnah.
Syi’ah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalatdianggap tidak sah/ batal shalatnya.

Sunni : Shalat jama’ diperbolehkan bagi orang yang bepergian danbagi orang yang mempunyai udzur syar’i.
Syi’ah : Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.

Sunni :Shalat jum’at wajib
Syi’ah: Shalat jum’at haram karena ketiadaan imam (ghaibah),sampai kemunculannya

Sunni : Shalat Dhuha disunnahkan.
Syi’ah : Shalat Dhuhatidak dibenarkan.

Sunni :Ada iddah bagi istri (baik di thalaq atau ditinggal mati suaminya)
Syi’ah : Tidak ada Iddah

Sunni :Shalat jenazah wajib wudhu (tanpa wudhu/bersuci tidak sah)
Syi’ah :Boleh shalat jenazah tanpa wudhu (bersuci)

Sunni: Shalat dua hari raya sunnat mu’akkadah
Syi’ah: Shalat dua hari raya wajib

Sunni :Shalat gerhana (khusuf/kusuf) sunnat
Syi’ah :Shalat gerhana (khusuf/kusuf) wajib

Sunni :Tidak ada surat al-Wilayah dalam Al-Quran
Syi’ah :al-Wilayah salah satu surat dalam Al-Quran     

Dan masih banyak lagi diantara perbedaan  baik dalam masalah ushul maupun furu’.

Bersambung ...>>>>