KEL.BESAR ABU ALIFA

KEL.BESAR ABU ALIFA

Senin, 12 Maret 2012

KEDUDUKAN RUQYAH


Tanya : Rukiyah apa rukyah, pengobatan dengan do’a. Mohon minta dasar hukum dan kedudukannya ustadz, ana awam tapi pernah menyaksikan. Mohon diperjelas. Nida Fitria Ciamis Buniseuri

Jawab : Dalam kamus Al Muhith ا لر قية (dhamah nun) mempunyai arti berlindung diri. Bentuk jamaknya adalah ر قى . Begitu juga dalam Al Mishbah Al Munir ر قى رقيا dari bab ر مى yang artinya berlindung diri kepada Allah swt.

Berkata Ibnu al-Atsir dalam An Nihayah fii Ghariibi Al Hadits (2/254) bahwa Ruqyah artinya berlindung diri dimana orang yang memiliki penyakit itu diruqyah seperti demam dan kerasukan serta penyakit-penyakit lainnya. Disebutkan dalam “Lisan Al Arabi” (5/293): ا لعوذة (berlindung diri), bentuk jamaknya adalahر قي dan bentuk masdar (dasarnya) adalah ر قيا و ر قية و ر قيا jika dia berlindung diri dengan cara meniupkan.

Ruqyah adalah membacakan ayat-ayat Al-Qur`an atau doa-doa perlindungan yang shahih dalam sunnah kepada orang yang sakit, yang dalam pembacaannya disertai dengan an-nafts (tiupan disertai sedikit ludah) atau membasuhkan tangan ke bagian tubuh yang terkena sakit. Ruqyah ini bisa dilakukan dengan cara apa saja sepanjang cara itu bukanlah kesyirikan. ‘Auf bin Malik Al Asyja’i berkata;

كُنَّا نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ فَقَالَ اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ

“Kami biasa melakukan ruqyah pada masa jahiliyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah! bagaimana pendapatmu tentang ruqyah?’ beliau menjawab, “Peragakanlah cara ruqyah kalian itu kepadaku. Tidak ada masalah dengan ruqyah selama tidak mengandung syirik.” (HR. Muslim no. 4079)

Hanya saja tentunya pembolehan semua bentuk ruqyah ini, selain harus terlepas dari syirik, dia juga harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. Karenanya tidak diperbolehkan seseorang memunculkan cara-cara baru dalam meruqyah yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi saw. seperti meruqyah dengan adzan dll.

Sungguh Nabi saw telah meruqyah sebagaimana dalam hadits-hadits di atas, dan beliau pun menganjurkan untuk meruqyah. Dari Jabir ra dia berkata:

“Rasulullah saw pernah melarang melakukan ruqyah. Lalu datang keluarga ‘Amru bin Hazm kepada beliau seraya berkata; ‘Ya Rasulullah! Kami mempunyai cara ruqyah untuk gigitan kalajengking. Tetapi anda melarang melakukan ruqyah. Bagaimana itu? ‘ Lalu mereka peragakan cara ruqyah mereka di hadapan beliau. Maka beliau bersabda: ‘Ini tidak apa-apa. Barangsiapa di antara kalian yang bisa memberi manfaat kepada saudaranya maka hendaklah dia melakukannya.” (HR. Muslim no. 4078)

Dari Abdullah bin Mas’ud -radhiallahu anhu- dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ

“Sesungguhnya jampi-jampi, jimat, dan pelet adalah kesyirikan.” (HR. Abu Daud no. 3385, Ibnu Majah no. 3521, dan Ahmad no. 3433)

Ruqyah bermakna membaca, dan yang ruqyah yang terlarang dalam hadits ini adalah membaca selain dari Al-Qur`an dan doa-doa yang shahih, yang doanya mengandung ibadah (meminta bantuan dan perlindungan) kepada selain Allah Ta’ala

Dari Aisyah -radhiallahu anha- dia berkata:
“Nabi saw mengizinkan ruqyah dari sengatan semua hewan berbisa.” (HR. Al-Bukhari no. 5741 dan Muslim no. 2196)

Dari Aisyah radliallahu ‘anha dia berkata:“Sesungguhnya Nabi saw meniupkan kepada diri beliau sendiri dengan mu’awwidzat (doa-doa perlindungan/ta’awudz) ketika beliau sakit menjelang wafatnya. Dan tatkala sakit beliau semakin parah, sayalah yang meniup beliau dengan mu’awwidzat tersebut dan saya megusapnya dengan tangan beliau sendiri karena berkahnya kedua tangan beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5735 dan Muslim no. 2192)

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha dia berkata:“Apabila Rasulullah saw pernah menjenguk orang sakit atau ada orang yang sakit dibawa kepada beliau, beliau berdo’a: “ADZHIBIL BA`SA RABBAN NAASI ISYFII WA ANTA SYAAFI LAA SYIFAA`A ILLA SYIFAA`UKA SYIFAA`A LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Hilangkanlah penyakit wahai Rab sekalian manusia, sembuhkanlah wahai Zat Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada penyembuhan kecuali penyembuhan dari-Mu, dengan kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit setelahnya).” (HR. Al-Bukhari no. 5243, 5301, 5302, 5309 dan Muslim )

Dalam sebuah riwayat Al-Bukhari:

 “Apabila salah seorang di antara kami sakit, Rasulullah saw mengusapnya dengan tangan kanan, lalu beliau mengucapkan: ‘Adzhabil ba’sa …

Disamping itu Nabi saw sendiri saat sedang sakit pernah di ruqyah oleh Malaikat Jibril, dan ada beberapa contoh lagi lainnya yang memberikan isyarat tentang adanya ruqyah, termasuk ketika Nabi meruqyah Hasan dan Husain. 

Dan sebagai kesimpulan saya kutip Keputusan Dewan Hisbah tentang Ruqyah :

  1. Ruqyah dalam arti dan melindungkan diri dengan kalimat (do’a pen.) yang manshuh (diucapkan oleh Nabi saw) atau susunan sendiri disyariatkan
  2. Ruqyah dalam arti jimat dan jampi-jampi sekalipun menggunakan ayat al-Quran adalah syirik. Allohu A’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar