KEL.BESAR ABU ALIFA

KEL.BESAR ABU ALIFA

Sabtu, 26 Januari 2013

MANI, MAZI DAN WADI




Tanya : Assalamu’alaikum pak ustadz …. Pak apakah sama jika seseorang keluar mazi atau wadi seperti keluarnya mani? Tolong pak ustadz jelaskan ketiganya ataupun perbedaannya! Wassalam


Jawab : Wa’alaikumussalam …Mani atau sperma adalah cairan yang keluar dari lubang kemaluan (qubul) biasanya keluar ketika rangsangan syahwat memuncak, baik karena berhubungan badan (termasuk mimpi berhubungan), onani dan cara yang lainnya. Ciri umum air mani, putih kental, keluar memancar (tadafu’), disertai rasa nikmat, badan agak lemas setelah keluar.

Jika keluar cairan mani maka orang tersebut akan dihukumi telah berhadats besar, dan wajib mandi.. Cairan mani tidak dihukumi najis, sehingga pakaian yang berlumuran mani sah digunakan untuk shalat.


“Bahwasanya aku (Aisyah ra) dahulu mengerik (air mani) dari pakaian Rasulullah SAW, kemudian beliau shalat dengan menggunakan pakaian tersebut.” (HR. Muslim dari Aisyah ra)


Sedangkan Mazi cairan dari qubul (kemaluan) yang warnanya putih bersih, bening, atau agak kuning namun licin. Biasanya ia keluar ketika awal-awal bangkit syahwat dan belum mencapai puncaknya, biasanya cairan mazi tidak berbau. Seringkali mazi keluar tanpa terasa. Mazi banyak keluar pada kaum wanita terutama ketika mereka bangkit syahwat.


“Dari Ali ra, beliau berkata: saya adalah laki-laki yang suka keluar mazi, maka saya merasa malu bertanya kepada Rasulullah saw karena posisi anak beliau (Fathimah, istri Ali ra) maka saya perintahkan Miqdad bin Aswad maka iapun bertanya kepada Rasulullah, maka jawab Rasulullah: basuhlah zakar dan berwudhuk”.(H.R Bukhary dan Muslim).


Adapun Wadi cairan keluar lewat qubul yang putih keruh kental biasanya keluar setelah buang air kecil ataupun ketika mengangkat beban yang berat. Hukum bagi orang yang keluar mazi dan wadi tidak diwajibkan mandi, namun cairan mazi dan wadi tergolong dalam najis, sehingga wajib dibasuh (dibersihkan). Allohu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar