KEL.BESAR ABU ALIFA

KEL.BESAR ABU ALIFA

Senin, 18 Februari 2013

JARI TANGAN LAKI-LAKI MEMAKAI CINCIN



Tanya : Assalamu’alaikum, dijari tangan manakah orang mukmin (laki-laki) mengenakan cincin dan saya mohon dasar hadistnya. terimakasih. Giri Tuji Harsana
 
Jawab : Wa’alaikumus-salam, Dalam sebuah keterangan Rasulullah saw memakai cincin di kelingkingnya (Shahih Bukhari hadits no.5536). Dalam keterangan yang lain bahwa Rasulullah saw melarang menggunakan cincin di jari tengah dan telunjuk (Shahih Muslim hadits no.2078).

حَدَّثَنَا يَحْيَي بْنُ يَحْيَي ، أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ كُلَيْبٍ ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ ، قال : قَالَ عَلِيٌّ : " نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَخَتَّمَ فِي إِصْبَعِي هَذِهِ أَوْ هَذِهِ ، قَالَ : فَأَوْمَأَ إِلَى الْوُسْطَى وَالَّتِي تَلِيهَا (مسلم )

Dari Abi Burdah, telah berkata Ali radhiyallahu’anhu : Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melarangku menggunakan cincin pada jari ini dan ini. Beliau berkata : Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memberi isyarat bahwa yang terlarang itu adalah jari tengah dan jari setelahnya.” (HR. Muslim)

Dari berbagai riwayat, bahwa Rasulullah suka memakai cincin (takhottum). Beliau suatu saat pernah memakai cincin di jari kelingking tangan kanan dan suatu saat yang lain beliau memakainya pada tangan sebelah kiri, sebagaimana dalam hadits shahih:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ خَاتَمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذِهِ وَأَشَارَ إِلَى الْخِنْصِرِ مِنْ يَدِهِ الْيُسْرَى

Dari Anas –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Cincin Nabi shollallahu alaihi wasallam dipakai di sini, Anas mengisyaratkan pada jari kelingking di tangan kiri (H.R Muslim)


أَخْبَرَنَاهُ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، وَأَبُو سَعِيدِ بْنُ أَبِي عَمْرٍو قَالا: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ وَهُوَ الأَصَمُّ، حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلالٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَخَتَّمَ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ فِي يَدِهِ الْيُمْنَى، عَلَى خِنْصَرِهِ، حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْبَيْتِ، فَرَمَاهُ، فَمَا لَبِسَهُ، ثُمَّ تَخَتَّمَ خَاتَمًا مِنْ وَرِقٍ، فَجَعَلَهُ فِي يَسَارِهِ، وَأَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ، وَعُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، وَعَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ، وَحَسَنًا، وَحُسَيْنًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ كَانُوا يَتَخَتَّمُونَ فِي يَسَارِهِمْ

Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Bilaal, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah memakai cincin yang terbuat dari emas di jari kelingking tangan kanannya, hingga beliau pulang ke rumah beliau, lalu beliau membuangnya dan tidak memakainya lagi. Kemudian beliau memakai cincin dari perak dan memakainya di tangan kirinya. Begitu juga dengan Abu Bakr, ‘Umar bin Al-Khaththaab, ‘Aliy bin Abi Thaalib, Hasan, dan Husain radliyallaahu ‘anhum memakai cincin di tangan kiri mereka” (HR Al-Baihaqi dalam Al-Kubraa, 4:142)

عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، قَالَ: رَأَيْتُ ابْنَ أَبِي رَافِعٍ يَتَخَتَّمُ فِي يَمِينِهِ، فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: رَأَيْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ جَعْفَرٍ يَتَخَتَّمُ فِي يَمِينِهِ، وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَتَّمُ فِي يَمِينِهِ

Dari Hammaad bin Salamah, ia berkata : Aku pernah melihat Ibnu Abi Raafi’ memakai cincin di tangan kanannya. Lalu aku bertanya kepadanya perihal tersebut, lantas ia menjawab : “Aku pernah melihat ‘Abdullah bin Ja’far memakai cincin di tangan kanannya, dan‘Abdullah bin Ja’far berkata : ‘Dulu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin di tangan kanannya” (HR At-Tirmidzi no. 1744, An-Nasaa’i no. 5204)

“Adalah beliau (Nabi saw) memakai cincin pada tangan kanannya.” (HR. Bukhori dan Tirmidzi) 

عَنْ الصَّلْتِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نَوْفَلٍ، قَالَ: رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَتَخَتَّمُ فِي يَمِينِهِ، وَلَا إِخَالُهُ إِلَّا قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَتَّمُ فِي يَمِينِهِ

Dari Ash-Shalt bin ‘Abdillah bin Naufal, ia berkata : Aku pernah melihat Ibnu ‘Abbaas memakai cincin di tangan kanannya, dan aku tidak mempunyai perkiraan lain selain ia (Ibnu ‘Abbaas) berkata : “Aku pernah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memakai cincin di tangan kanan beliau” (HR Abu Daawud no. 4229, At-Tirmidzi no. 1742)

عَنْ أَنَسٍ، قال: كَانَ خَاتَمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذِهِ وَأَشَارَ إِلَى الْخِنْصِرِ مِنْ يَدِهِ الْيُسْرَى

Dari Anas, ia berkata : “Cincin Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam terletak di sini – ia (Anas) berisyarat ke jari kelingking tangan kirinya – “ (Diriwayatkan oleh Muslim no. 2095)

“Adalah Nabi saw memakai cincin pada tangan kirinya.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Dari sini memakai cincin baik di tangan kanan maupun tangan kiri dibolehkan. Imam As Syafi’i ra berpendapat bahwa memakaikannya dijari tangan  kanan itu lebih utama. Sementara Imam Malik ra berpendapat sebaliknya. Imam Bukhari dan Imam Al Munawi memilih meletakkan cincin pada jari kelingking tangan kanan dengan alasan tangan kanan lebih pantas untuk diperindah. Hal tersebut merupakan ketentuan bagi laki-laki yang memakai cincin. Sedangkan bagi wanita boleh meletakkan cincin di jari mana saja yang ia suka. Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Kaum muslimin sepakat atas sunnahnya meletakkan cincin di jari kelingking bagi laki-laki. Adapun wanita maka ia boleh mengenakan cincin di jari mana saja.” (Syarh Shahih Muslim, dan ‘Aunu al-Ma’bud 11/286) Allahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar