KEL.BESAR ABU ALIFA

KEL.BESAR ABU ALIFA

Minggu, 22 Februari 2015

BURUKUL BA'IR (KAIFIYAT TURUN UNTUK SUJUD)



DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Pada Sidang Dewan Hisbah II Pasca Muktamar XIII
Di PC Persis Banjaran, 03 R. Tsani 1428 H
                                   21  April     2007 M

Tentang :
"BURUKUL BA'IR (KAIFIYAT TURUN UNTUK SUJUD)"

  بسم الله الرحمن الرحيم

Dewan Hisbah Persatuan Islam setelah :

MENGINGAT :

1. Hadis-hadis tentang keharusan mengikuti kaifiyat shalat Rasulullah saw., antara lain
إنما صنعت هذا لتأتموا بى ولتعلموا صلاتي

"Ini aku lakukan tiada lain agar kamu bermakmum dan mengetahui shalatku". H.r.al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, 1 : 310
صلوا كما رأيتموني أصلي

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian mengetahui bagaimana tata cara shalatku". H.r.al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, 1 : 226

2. Hadis-hadis tentang kaifiyat turun untuk sujud diriwayatkan dalam dua cara yang bertentangan

a. Mendahulukan lutut sebelum tangan

عن وائل بن حجر قال : رأيت رسول الله ص م  إذا سجد وضع ركبتيه قبل يديه وإذا نهض رفع يديه قبل ركبتيه

Dari Wa'il bin Hujr, ia berkata, "Aku melihat Rasulullah saw bila hendak sujud beliau menyimpan kedua lututnya sebelum kedua tangannya, dan bila bangkit beliau mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya". H.r. at-Tirmidzi, Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hiban, al-Baihaqi, al-Khatib al-Bagdadi, Ibnu Huzaimah, ad-Daruquthni, at-Thabrani, dan ad-darimi. Semuanya melaui rawi Syarik bin Abdullah an-Nakha'i. Dan dalam riwayat al-Haitsami melalui rawi Israil bin Yunus (Mawaridhu Zham-an, hal. 132 no.487)

عن أنس قال : رأيت رسول الله ص م كبر... ثم إنحط بالتكبير حتى سبقت ركبتاه يديه

Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Aku melihat Rasulullah saw. bertakbir...Kemudian beliau turun (kesujud) sambil bertakbir sehingga kedua lututnya mendahului kedua tangannya". H.r.al-Baihaqi, as-Sunanul-Kubra II : 99, ad-Daruquthni, Sunan ad-Daruquthni I : 345, al-Hakim, al-Mustadrak I : 226. Redaksi hadis diatas adalah riwayat Baihaqi.


عن أبي هريرة عن النبي ص م قال إذا سجد أحدكم فليبدأ بركبتيه قبل يديه ولا يبرك بروك الجمل

Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw. ia berkata, "Apabila seseorang diantara kamu sujud, maka mulailah dengan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan janganlah menderum seperti menderum (turun untuk duduk)-nya unta".H.r. al-Baihaqi, As-Sunanul-Kubra, II : 100, dan Ibnu Abu Syaibah, al-Mushannaf, I : 295

b. Mendahulukan tangan sebelum lutut 

عن أبي هريرة قال. قال رسول الله ص م إذا سجد أحدكم فلا يبرك البعير وليضع يديه قبل ركبتيه

Dari Abi Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Apabila seseorang hendak sujud, maka janganlah menderum seperti menderumnya unta, dan hendaklah ia menempatkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya". H.r. Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i, al-Baihaqi, ad-Daruquthni, dan ad-Darimi. Semuanya melalui rawi Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Darawardi

 عن أبي هريرة أن النبي ص م قال : يعمد أحدكم فيبرك في صلا ته بروك الجمل

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw, bersabda, "Seseorang diantara kamu bersandar kemudian ia menderum dalam shalatnya sebagaimana menderumnya unta". H.r. at-Tirmidzi, Tuhfatul-Ahwadzi, II : 136, dan Abu Daud, Aunul-Ma'bud, III : 51

عن ابن عمر أن رسول الله ص م كان إذا سجد يضع يديه قبل ركبتيه

Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah saw. bila hendak sujud, beliau menempatkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya. H.r.Ad-Daruquthni, Sunan Ad-Daruquthni, I : 27 

MENDENGAR :

1. Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah KH.Usman Shalehuddin
2. Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP Persis K.H. Drs. Shiddiq Amien, MBA
3. Makalah dan pembahasan yang disampaikan oleh K.H. Muhammad Romli
4. Pembahasan dan penilaian dari anggota Dewan Hisbah terhadap masalah tersebut diatas

MENIMBANG :

1. Hadis-hadis tentang kaifiyat turun untuk sujud diriwayatkan dalam dua cara yang bertentangan (mendahulukan lutut dan mendahulukan tangan)
2. Perlu kejelasan tentang status/derajat hadis-hadis tersebut
3. Hadis-hadis kaifiyat turun untuk sujud dengan mendahulukan lutut derajatnya sahih, baik yang marfu' (sabda dan amal rasul) maupun yang mauquf (amal Umar bin Khathab), karena Syarik bin Abdullah an-Nakha'i meriwayatkan hadis itu sebelum ikhtilat (pikun), sebelum menjadi Qadi di Kufah. Disamping itu riwayatnya diperkuat oleh rawi lain bernama Israil bin Yunus
4. Hadis-hadis kaifiyat turun untuk sujud dengan mendahulukan tangan derajatnya daif, baik yang marfu' maupun yang mauquf, karena semua sanadnya melalui rawi yang daif, yaitu Abdul Aziz bin Ad-Darawardi yang sayyiul-hifzhi (buruk hapalan). Demikian juga pula muttabi'nya melalui rawi Abdullah bin Nafi as-Shaig yang juga sayyiul-hifzhi.
5. Perlu kejelasan dan ketegasan tentang kaifiyat turun untuk sujud

Dengan demikian Dewan Hisbah Persatuan Islam 

MENGISTINBAT :

Kaifiyat turun untuk sujud setelah i'tidal ba'da ruku adalah dengan mendahulukan lutut kemudian tangan dan ketika bangkit mendahulukan tangan kemudian lutut.

Demikian keputusan Dewan Hisbah mengenai masalah tersebut dengan makalah terlampir.

الله يأخذ بأيدينا الى ما فيه خير للإسلام و المسلمين

 

Bandung,  26 R.Tasni 1428 H
                21  April  2007 M  
         
      DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
   Ketua                                        Sekretaris
    ttd                                            ttd
KH. USMAN SHOLEHUDDIN      KH.Wawan Shofwan Sh
NIAT:  05336                             NIAT: 30400

Tidak ada komentar:

Posting Komentar