Tanya : Assalamu'alaikum, pak ustadz
Abu yang saya hormati, ada satu persoalan yang sangat mengganjal antara
diterima dan tidaknya, tentang calon suami. Yang jadi pertanyaan. 1. Apakah
shalat istikharah itu harus senantiasa ada pilihan diantara dua atau lebih? 2.
Bagaimana cara shalat istikharah itu? 3. Apakah ada surat khusus dari al-Quran
yang harus saya baca? 4. Kapan doa itu saya baca? TRU dll.
Jawab : Wa'alaikumussalam, Shalat
Istikharah adalah memohon agar dipilihkan dan diberi kecondongan untuk memilih
yang baik. Shalat ini tidak berlaku jika pilihan itu antara yang hak dan
bathil, atau pilihan bathil (yang melanggar ketentuan syariat). Pada kasus
akhwat diatas bukan terletak pada calon suami hanya satu, menjadi tidak adanya
shalat istikharah. Akan tetapi pada dua pilihan antara diterima dan tidaknya
dikarenakan ada ganjalan atau keraguan antara menerima dan tidaknya. Hal inilah
yang pernah dilakukan oleh Zainab saat mendapat lamaran dari Rasulullah saw melalui
perantara Zaid ra.
Zainab menjawab, “Aku tidak akan melakukan apa pun sebelum aku bermusyawarah dengan Tuhanku (dengan istikharah).” (HR Muslim).
Zainab menjawab, “Aku tidak akan melakukan apa pun sebelum aku bermusyawarah dengan Tuhanku (dengan istikharah).” (HR Muslim).
Shalat istikharah adalah shalat dua rakaat yang dilakukan secara
sendiri. Bacaan shalat istikharah sama dengan bacaan pada shalat-shalat yang
lain. Dan tidak ada kekhususan harus membaca surat ini dan itu setelah membaca
surat al-fatihah.
Adapun doa yang pernah diajarkan oleh rasulullah saw saat
melakukan istikharah adalah :
للَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ،
وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ العظيم فَإِنَّكَ
تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ
الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أن هَذَا الأَمْرَ – ثُمَّ
تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى ْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى
فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ
كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هذا الأمر شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ
أَمْرِى فَاصْرِفْه عَنْي فاصرفني عنه ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ،
ثُمَّ رَضِّنِى بِهِ
“Ya Allah,
aku memohon petunjuk kepadaMu dengan ilmuMu dan aku memohon ketentuan
daripadaMu dengan kekuasaanMu dan aku memohon daripadaMu akan limpah kurniaanMu
yang besar. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa dan
Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan Engkaulah Yang Maha
Mengetahu segala perkara yang ghaib. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui
bahwasanya urusan ini (sebutkan..) adalah baik bagiku pada agamaku, kehidupanku
dan kesudahan urusanku, takdirkanlah ia bagiku dan permudahkanlah serta
berkatlah bagiku padanya da seandainya Engkau mengetahui bahawa urusan ini
(sebutkan..) mendatangkan keburukan bagiku pada agamaku, kehidupanku dan
kesudahan urusanku, jauhkanlah aku daripadanya dan takdirkanlah yang terbaik
bagiku kemudian redhailah aku dengannya”
Doa tersebut boleh dibaca dalam shalat atau sesudah
shalat. Shalat ini boleh dilakukan kapan saja, tidak ada ketentuan waktu
yang khusus untuk shalat ini.
Shalat Istikharah juga boleh dilakukan berulang kali jika kita
ingin istikharah pada Allah dalam suatu perkara. Karena istikharah adalah do’a
dan tentu saja boleh berulang kali. Ibnu Az Zubair sampai-sampai mengulang
istikharahnya tiga kali. Dalam shahih Muslim, Ibnu Az Zubair mengatakan,
إِنِّى مُسْتَخِيرٌ رَبِّى ثَلاَثًا ثُمَّ
عَازِمٌ عَلَى أَمْرِى
“Aku
melakukan istikharah pada Rabbku sebanyak tiga kali, kemudian aku pun bertekad
menjalankan urusanku tersebut (HR.Muslim). Allohu
A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar